[Mohon kerja samanya
untuk tidak mengcopy-paste tulisan ini demi menghargai kerja keras dan
pengorbanan waktu yang dimiliki author. Apabila ingin men-share tulisan ini
cukup cantumkan link aktifnya. Terima kasih sebelumnya.]
[Benar! Itu Kau]
note: piku menyusul yaa ^^
Sera
bersiap dengan menutup mata saat Ji Dan mendekat untuk menciumnya. Tak
berlangsung lama karena terdengar bunyi lonceng pintu tanda pelanggan datang.
Ji Dan tak bisa berbuat apa-apa.
Seorang
pria berpakaian militer, memesan satu ruangan untuk dirinya sendiri. Sera
mengantarkannya.
Ji Dan
menggerutu kesal pada interupsi pelanggan yang tiba-tiba datang. Juga Sera yang
selalu bisa mendengar saat mereka tiba. Kenapa tidak nanti saja dengarnya? Haha
Seorang
pelanggan datang lagi, kali ini wanita. Wajahnya tampak sedih dan lelah. Ia
juga memesan ruangan untuk 1 orang.
Masing-masing
dari pelanggan itu menyanyi dengan penuh emosi. Berteriak, sedih, dan menangis.
Ji Dan dan Sera mengintip mereka dari pintu, seperti biasa.
Sera
berkata jika Si pria mencampakkan pacarnya dan bertemu dengan gadis lain.
Sementara Si wanita mencampakkannya lalu menikah. Tapi mereka terlihat masih
tak bisa saling melupakan.
“Bagaimana
kau bisa tahu?” Tanya Ji Dan heran.
“Terlihat
jelas di wajah mereka, kau tak lihat?” jelas Sera gugup. Seperti seseorang yang
menyembunyikan sesuatu.
“Tidak”
“Yaaah…kau
tak bisa mendengarkan lagu yang mereka nyanyikan? Sungguh bodoh. Untung saja
kau sudah menyerah jadi penyanyi. Aaah..lupakan”
Saat ini
Sera hanya berharap Ji Dan mau bernyanyi, sebuah lagu saja. Setidaknya untuk
peringatan penutupan karaoke. Ji Dan menolak, meski Sera merengek sedih.
“Kalau
tidak, mereka akan mati” kata Sera marah. *marah
apa mengancam yaa >.<
Lagi-lagi
Ji Dan merasa heran dengan ‘keserba-tahuan’ (entah bahasa apa ini) Sera. Bagi Sera semua itu juga terlihat jelas
di wajah mereka. Ia mengingatkan bukankah Ji Dan sendiri yang berkata bahwa
tempat ini adalah perhentian terakhir sebelum pergi ke akhirat?
Sera
lalu menasehati Ji Dan agar mau berbuat baik. Dengan begitu hal-hal yang baik
juga akan datang padanya kelak. Itulah cara kerja dunia. Jadi jangan hanya
mengeluh saja. Sayangnya Ji Dan keukeuh tidak mau melakukannya. Baginya itu
seperti omong kosong. Sera kesal, seetelah mengumpat Ji Dan yang pengecut, ia
berlalu pergi dengan marah.
Ji Dan terlihat
seperti itu bukan masalah yang besar, tapi terlihat ia jadi sedikit terganggu
dengan sikap marahnya Sera. Tapi kemudian berpaling kembali ,mengintip pelanggan
wanita didalam bilik. Wanita itu terlihat sangat sedih. Ia membuka tas miliknya
dan mengeluarkan sebuah botol, sepertinya berisi obat. Saat ia mulai mencoba
meneguk obat langsung dari botolnya, Ji Dan menjadi panik.
Ji Dan
langsung masuk dan mencegah pelanggan meminum obat-obat itu. Tiba-tiba
terdengar musik mengalun. Bukan dari stereo dalam bilik itu, tapi di lorong.
Pelanggan pria juga keluar untuk melihat.
Dan
ternyata Sera-lah yang bernyanyi, dikelilingi gelembung-gelembung sabun nan
cantik.
“Ada saatnya dimana orang yang kau
cintai pergi
Ada saat dimana kau mengira
itu semua adalah salahmu
Itulah kenapa aku tak dapat
menghentikannya pergi
Kukira aku sudah benar-benar bisa
melupakan luka ini
Kukira cinta yang lain akan
menemukanku
Kenapa aku tak dapat melupakannya?
Kuhanya berteriak sambil memandangi
langit
Cintailah aku, harapan kecil merasuk
dalam hatiku
Saat itu turun seperti hujan”
Tiba-tiba
pelanggan pria menghentikan nyanyian Sera. Ia berkata tidak sedang dalam mood
untuk melakukannya (merangkak bangkit dan berpegangan kembali pada setitik harapan
akan cinta lain yang akan datang). Pelanggan wanita merasa begitu juga. Sera
hanya bisa menunduk sedih. Ia hanya berusaha untuk membangkitkan semangat hidup
mereka. Tapi mereka tampaknya tak ingin dibantu. >.<
Para
pelanggan itu mulai beranjak pergi. Ji Dan keluar dari bilik dan berteriak pada
mereka. Akankah mereka pergi bunuh diri? Hidup mereka masih belum cukup
lengkap. Orang yang mau mati tampangnya akan seperti itu (Ji Dan mengendikkan
kepalanya kearah Sera). Wait….apa Ji Dan
udah sadar atau tahu kalau Sera pamitan mau mati??? >.< T__T
Para
pelanggan itu melihat kearah Sera yang tersenyum cerah dan bahagia. Tapi mereka
bergeming dan melanjutkan langkah. Jantung Ji Dan berdetak kencang, ia menarik
nafas dalam-dalam lalu mengangkat mikrofon. Sera tersenyum senang (bahagia akhirnya keinginan tercapai :P hehe).
Ji Dan
mulai bernyanyi dengan merdunya, berekspresi dengan bebas dan bahagia, penuh
semangat. Gelembung-gelembung sabun pun bermunculan entah darimana untuk
memeriahkan suasana.Para pelanggan terhenti, kali ini karena mereka tertarik
dengan lagu yang dibawakan Ji Dan. Sera menyarankan untuk ikut bernyanyi,
bukankah tujuan mereka kesini untuk itu??
Dan pada
akhirnya mereka menikmati nyanyian dan terlihat kembali “ingin hidup”.
Para
pelanggan pulang dengan ‘penampakan’ berbeda. Si wanita bersin-bersin, membuat
si pria tampak khawatir. Ia bercerita jika tadi akan meminum obatnya, tapi
dihalangi Ji Dan.
Tunggu dulu….jadi itu tadi bukan
obat untuk bunuh diri? Tapi obat flu? Muahahaha…..salah tangkap mas brooh..
>.< LOL
Si Pria
menawarkan makan sup hangat untuk mengusir rasa dingin. Buru-buru ia
menambahkan jika ia tahu tempat yang enak didaerah situ (ceritanya mulai PDKT nih? Cepet bangeeet prosesnyaaa >.<)
Ia akan
mentraktir.
Si
wanita malu-malu mengiyakan ajakan itu. ia jadi merasa lapar setelah bernyanyi
sangat lama tadi.
Mereka
pun beranjak pergi. Sambil saling bercerita awal mula mereka bisa sampai di
tempat “Karaoke 4 Irama” . Rasanya seperti dirasuki sesuatu, karena mereka tak
berniat untuk ke karaoke. Hanya mengikuti kaki melangkah dan tau-tau sudah
berada didepan karaoke itu.
Aaah…jadi begitu, bagaimana para
pelanggan datang adalah karena daya magic yang dikeluarkan Sera pastinya XD hihi
Pagi
menjelang, seperti biasa lampu didepan mati dengan sendirinya. Juga lampu-lampu
dilorong, bahkan Ji Dan tertidur. Saat ia terbangun tepat jam 5 pagi, ia sudah
berada di meja konter entah bagaimana
caranya ia bisa begitu.
Ia
mendapati gantungan boneka lumba-lumba warna ungu. Benda pertama yang keluar
saat sulap Sera pertama kali ditunjukkan, dan
bukannya burung merpati. Memandanginya lembut penuh senyum.
Tiba-tiba
ingatan lama kembali datang. Saat itu Sera dalam seragam sekolah, memegangi
gantungan boneka dolphin itu. ia seperti teringat sesuatu.
Dirumah
sakit, ibu menunggui Sera yang terbaring diam dikasur hingga tertidur. Hawa
dingin yang bertiup kencang tiba-tiba membuat ibu sedikit bergerak walaupun
tidak sampai bangun. Arwah Sera datang.
Sera berjongkok disamping Ibu, menatapnya sedih.
“Ibu,
terima kasih. Sekarang aku juga harus pergi. Jadi jangan menderita lagi.
Saranghae Omma…selalu” kata Sera sambil meneteskan air matanya.
Ji Dan
mengambil ponselnya yang diperbaiki. Hal pertama yang ia lihat adalah foto yang
ia ambil bersama Sera. Apa yang terjadi??
Tentu
saja, sesuai dugaan Beom Gu. Hantu gambarnya tidak akan tercetak XD. Dan
disanalah Ji Dan berpose manis sendirian. Ji Dan terkejut, lalu teringat
perkataan Beom Gu. Tapi ia masih tampak tak percaya.
Bersambung
to the next episode ^^ ………………….
Komentar
:
Yaaaa….tinggal
satu episode.
Well
sejujurnya ini drama banyak yang aneh. Bukan unsur semi horror yang dimaksud.
Lebih pada ceritanya yang aneh, detil-detil kecil. Mungkin aku nya aja yang
agak-agak, tapi menurutku itu mengganggu.
Pertama
waktu Sera bilang kalau Ji Dan pernah bilang kalo karaoke itu tempat perhentian
terakhir. Rasa-rasanya aku gk nemu adegan itu deh. Juga kufikir Ji Dan nyadar
kalau Sera mau mati, tapi sepertinya enggak. Embuhlaah….
Berfikir
positif ae…. Mungkin Ji Dan pernah bilang ‘hanya saja’ gk masuk capture scene
nya, hehe
Trus
mungkin aja Ji Dan udah nyadar kalau Sera mau mati. Tapi kok maksa yaah…
Embuhlah….dan
banyak yang lainnya. Hehe
Kasian
sama tokoh lainnya dapet dikit banget scene nya. Ibunya Ji Dan baru muncul 1x,
adiknya 2x. haha
Ceritanya
focus banget di Ji Dan sama Sera. aaah kurang greget…..
*Hari ini komentarnya bikin gk mood
yah…abaikan pemirsah, anggap hanya selingan*
wah.. sedih, udah mau akhir yaa...
ReplyDeletemakasi sinopsisnya min, tolong lengkapin picnya yaa :)