Disebuah gedung tak terpakai tepat disebuah sudut bangunan
tinggallah seorang pria. Tampak ruangan tak terpakai itu dilengkapi sebuah
kasur, dapur, dua buah sofa dan satu set meja berisi teknologi canggih dengan
tiga layar monitor komputer. Terlihat deretan foto dalam bingkai figura pertama
seorang pemuda sekitar belasan tahun dengan seorang wanita yang sudah berumur.
Kedua foto keluarga kecil, seorang pria dan wanita yang memangku seorang bayi.
Dan terakhir foto lima-sekawan yang salah satunya adalah pria yang ada dalam
foto sebelumnya bersama istri dan anaknya. Dia sedang bermain tenis dengan bersemangat
sambil sesekali mengomentari lawan mainnya. Dia berkata bahwa lawannya memang
seksi tapi menyayangkan pakaian yang dikenakannya terlalu tertutup. Meski terus
dikomentari lawannya itu tidak menanggapi. Lalu tampaklah layar televisi dimana
lawannya berada. Jadi..selama ini dia bermain sendirian, itu hanya game.
Terdengar getar dari sebuah handphone yang ada diatas meja
tapi diabaikan. Lalu muncullah animasi orang dilayar televisi dengan diiringi
suara tawa seorang perempuan, Ahjuma.
“Kenapa kau tidak mengangkat telfonnya, oppa?”
“Sudah kubilang jangan menggangguku,kan? Sudah kubilang
jangan menggangguku tanpa izin!”
“Bukankah sudah kukatakan jangan mengabaikan telfonku, kau
bukan tipeku. Ayo bekerja”
“Tugas apa ini?”
“Ini benar-benar
sangat sederhana”
“Kapan?”
“Sekarang”
Pria itu segera bersiap untuk mengganti pakaiannya, tapi
tiba-tiba dia berhenti. Dia mengatakan bahwa ini terdengar mencurigakan karena
tidak pernah ada tugas sederhana yang benar-benar sederhana. Artinya biasanya
tugas sederhana adalah tugas yang selalu beresiko dan sulit.
Tapi Ahjuma meyakinkannya bahwa tugasnya hanya bertemu
seseorang untuk mengambil barang, lalu menyerahkan barang tersebut kepada
kliennya.
Tampak sebuah layar besar yang menampilkan gambar sebuah pulau kecil yang dikelilingi dengan pantai yang cantik. Jung Ho berhenti sejenak untuk memandangi gambar pulau tersebut.
Dalam hatinya berkata “Aku
punya impian.Dua setengah jam menaiki speedboat dari Terusan Panama. Ini pulau tak
berpenghuni dengan vegetasi yang subur, dipenuhi keindahan alam ditengah
bentangan laut biru.Itu adalah impianku”
Sekarang dia menuruni tangga disebuah stasiun kereta bawah
tanah dengan berpakaian hitam, mengenakan topi
juga kacamata. Lalu dia melihat kearah kamera cctv dan melaporkannya
pada ahjuma melalui Bluetooth earpiecenya. Sementara ditempat lain Ahjuma
mengakses cctv tersebut dengan kemampuan jari-jari yang berjalan cepat diatas
keyboard computer. Di depannya terdapat banyak layar yang menampilkan peta dan
lainnya. Terlihat layar diruang pengawas stasiun itu berubah gambar. Sepertinya
ahjuma ini seorang hacker, dilihat dari tampilannya yang berambut keriting
mengembang dengan kacamata tebal, dia
benar-benar terlihat seperti Ahjuma pada umumnya. Tapi siapa yang menyangka
bahwa dia seorang hacker professional.
“Apa dia menyarankan kita bertemu disini?”
“Kukira dia berfikir akan lebih aman jika bertemu ditempat
yang ramai”
“Tapi Ahjuma….”
“Apa?”
“Ini…..seberapa besar kau menetapkan bayarannya?”
“Kenapa?”
Pria itu mengarahkan kacamatanya pada seorang pria gemuk
berjas duduk diruang tunggu stasiun tersebut. Juga pada dua pria lain yang
berdiri berseberangan dengan pria gemuk tapi masih dalam jarak yang dekat.
Mereka memakai setelan yang sama juga mengenakan earpiece ditelinga
masing-masing.
“Aku bertanya-tanya siapa mereka? Polisi?”
Dia menghela nafas lalu mengeluh bahwa dia merasa berjalan
menuju perangkapnya sendiri. Ahjuma mengatakan mereka bukan polisi, karena
polisi tidak punya anggaran untuk melengkapi personilnya dengan alat-alat mahal
seperti yang dipakai pria-pria itu. Bahkan dia mengecek harga earpiece tersebut
di internet dan harganya 328.700 won per biji meskipun pembeliannya grosir
sekalipun.
“Jadi seberapa besar kau menetapkan tarifnya?”
“ 500.000 won”
Sambil berjalan berbalik arah berkata bahwa dia tidak ingin
melakukan pekerjaan itu. Jika bayarannya 500ribu won, artinya 250ribu won
untuknya dan separuh lagi untuk Ahjuma. Dia merasa tidak akan berkembang jika
terus seperti itu. Tapi Ahjuma langsung membantah bahwa bayarannya 500ribu won
untuk masing-masing dari mereka. Juga ini adalah kesempatan mereka dibulan ini.
Ahjuma juga mengatakan bahwa bidang seperti ini sangat kompetitif, jadi dia
berharap pria itu mau melakukannya.
Ahjuma menelfon nomor perusahaan yang didapat dari handphone
si pria gemuk dan memberitahu rekannya bahwa mereka dari SS Guard, Double S
gengnya Sang Soo. Perusahaan besar yang bekerja dibidang yang sama dengan
mereka. Dia tidak terima ketika Ahjuma menganggap mereka rival, itu
mengindikasikan bahwa dia dan Double S berada di level yang sama. Dia merasa
bahwa seberapapun bagusnya Double S, mereka adalah pemula jadi tidak bisa
dibandingkan dengan dirinya yang sudah berpengalaman. Ahjuma membantah bahwa
dalam 3 bulan terakhir, 1 dari 4 pelanggan tetap mereka berpindah ke Double
S. Bahkan dia juga mengatakan jika
mereka ibaratnya adalah sebuah toko kelontong sedangkan Double S adalah Mall
Gangnam.
“Kapan klien datang?”
“Dua belas detik lagi, gerbong ketiga dari depan”
Pria itu bersiap didepan pintu gerbong sambil menggelapkan
kacamatanya. Dia menoleh sinis pada orang-orang suruhan Double S yang
sepertinya juga memiliki tujuan yang sama dengannya.
“Jadi….bagaimana?”
Ahjuma menampilkan foto seorang pria pada kacamata pria itu sambil menerangkan profile klien tersebut yang bernama Go Seung Chul berusia 41 tahun. Kereta datang, pintunya terbuka dan Jung Ho menemukan pria itu yang terverifikasi sesuai dengan data paspor pria tersebut.
“[GO SEUNG CHUL
1974.11.17
GREEN CARD AMERIKA.
Alamat: 1440W 10152 LA CA 9007, USA]”
Go Seung Chul berjalan keluar gerbong tapi langsung dipegang
lengannya oleh pria rekan Ahjuma yang bertanya apakah dia yang ingin bertemu
Healer. Go Seung Chul sepertinya mengerti karena dia diam saja waktu diajak
masuk kembali kedalam gerbong. Orang suruhan Double S yang melihat Go Seung
Chul langsung memerintahkan teman-temannya untuk ikut masuk kedalam gerbong.
Merasa terancam mereka berjalan menghindari Double S yang terus mengikutinya.
Profile pria yang
menjemput Go Seung Chul :
Pekerjaan :
Pesuruh Gelap,
Penghasilan
Bulanan : 0 – Jutaan Won
Keinginan saat ini : Membeli pulau tak
berpenghuni (mencapai 64% dari biaya pembelian)]”
Kereta memasuki terowongan ketika Jung Ho menyadari bahwa mereka telah terkepung karena orang-orang Double S sudah
ada di dua sisi gerbong kereta yang berjalan itu.
Scene berubah ketempat lain, tampak seorang wanita yang
memasuki lift bersamaan dengan seorang pengantar paket. Dia melihat ada paket yang ditujukan ke
apartment nomer 903 dan mengatakan bahwa itu adalah rumahnya jadi dia meminta
untuk langsung mengambil paket tersebut. Dilantai 7 wanita itu keluar lift dan langsung
masuk tangga darurat setelah memastikan tidak ada orang yang melihatnya. Dia
berganti pakaian seperti petugas pengantar paket lalu dia keluar menuju kamar
903. Dia menekan bell dan menyodorkan paket didepan intercom sambil menjawab
bahwa dia pengantar paket ketika penghuni apartement tersebut menanyakan siapa
tamunya.
Penghuni kamar memintanya meninggalkan saja paketnya didepan
pintu, tapi wanita itu mengatakan bahwa ada amplop yang sepertinya surat
panggilan dari polisi yang memerlukan tanda tangan. Pintu akhirnya terbuka tapi
penghuninya tidak mau menunjukkan wajah ketika memberikan tanda tangan. Setelah
menerima tanda tangan wanita itu tiba-tiba batuk dan oleng seperti akan
terjatuh tapi akhirnya tangannya bisa meraih dinding untuk bersandar. Penghuni
apartement yang ternyata seorang perempuan, kaget dan menanyakan keadaan wanita
pengantar paket itu. Wanita pengantar paket mengatakan bahwa dirinya punya
penyakit jantung tapi sekarang sudah tidak apa-apa. Masih sambil ngos-ngosan
(*halah ini bahasa apa,… semoga aja ngerti ya kalian yang baca….belum nemu kata
yang pas untuk kondisi itu XD) dia meminta air untuk minum obatnya kepada
penghuni apartement itu.
Setelah penghuni apartement itu masuk untuk mengambilkan air
minum, wanita itu buru-buru masuk bahkan tidak terlihat bahwa dia sakit seperti
sebelumnya. Jadi artinya dia itu pura-pura sakit biar dia bisa masuk apartement….hahaha,
tapi motifnya apa??sebentar lagi kita akan tahu.
Dia kemudian melihat ada sepasang sepatu perempuan dan
sepasang sepatu laki-laki. Buru-buru dia mengeluarkan kamera untuk memotret
sepatu tersebut. Penghuni apartement keluar dengan membawa segelas air yang
langsung diminum oleh wanita pengantar paket setelah dia memasukkan obatnya
kedalam mulut. Setelah itu dia pamit pergi tapi ditahan oleh penghuni rumah
yang menanyakan dimana surat yang sudah ditanda tangani sebelumnya.
Sedikit panik wanita pengantar paket berbalik dan menanyakan
“Anda Lee Jung Hun kan?”
“Kau tahu itu bukan aku. Apa kau tidak tahu siapa aku?”
“Jadi bukan? Ini aneh…kenapa bisa bukan Lee Jung Hun?”
Lalu buru-buru wanita pengantar paket berlari keluar menghindar dari penghuni
apartement itu. Dia mengatakan pada seseorang yang ditelponnya bahwa Oh Seo
Joon diketahui tinggal sendiri, tapi dirumahnya ada sepatu laki-laki berukuran
270mm. Jika orang lain tahu pasti ini bisa disebut skandal. Diseberang telpon
ternyata seorang pria yang sekarang berada disebuah kantor berita sepertinya
dia bossnya.
“Tunggu dulu….Bintang papan atas “O” mempunyai sepatu milik
teman prianya…..tidak, tidak itu terlalu lemah “
“Aku bersumpah itu sepatu milik Lee Joon Bi”
“Cerita Undercover : Di apartement bintang papan atas “O”
ada jejak Mr.L”
“Itu juga lemah” dengan nada kesal dia melanjutkan “Lemah,
lemah, lemah. Dengar…..jika kau bisa masuk apartemennya, seharusnya kau memaksa
untuk wawancara atau apa saja. Bukan memotret sepatunya, tapi potret baju-baju
Lee Joon Bi yang berserakan disofanya”
“Tapi bagaimana jika aku dituntut karena masuk tanpa ijin,
apa kau mau menebus pembebasanku? Kalau begitu aku akan kembali sekarang. Tunggu
saja,.. aku akan memeriksa seluruh apartemennya dan menemukan jejak Lee Joon Bi”
Dia meyakinkan jika
Lee Joon Bi datang dengan mobil pribadi nomornya platnya pasti 3389 atau jika
dengan mobil perusahaan platnya 5425 bahkan membanggakan instingnya yang bagus.
Tiba-tiba ada sebuah mobil melaju kencang
melewatinya, untung saja dia tidak terserempet mobil itu yang memang
jaraknya sangat dekat. Dia mengumpat
pengendara mobil itu dan langsung menutup telpon bosnya tanpa mengatakan
apapun. Lalu dia berjalan kearah mobil itu diparkir.
“Aku akan mengajarimu sopan santun karena sepertinya kau tak
belajar dari ibumu. Hey…kau!”
Pria pengendara mobil itu mengumpat kesal pada orang yang ditelponnya. Dan menanyakan
tentang pengejaran dikereta bawah tanah sambil membanting pintu mobil ketika
orang ditelpon mengatakan tentang
Healer. Sepertinya dia bos Double S, Sang Soo. Dia meminta anak buahnya untuk
membandingkan postur tubuh, sikap dan tingkah laku orang yang di duga Healer dengan
selebaran foto yang dia berikan sebelumnya.
Jika memang mirip, tangkap saja Healer lalu habisi dia. Sedangkan untuk Go
Seung Chul supaya dia mau bicara, patahkan beberapa jarinya. Sang Soo masuk mobil untuk kembali pergi
setelah sebelumnya dia menaruh selembar foto Healer di jok belakang.
Wanita yang sebelumnya ingin memarahi Sang Soo karena
mengendara sembarangan kini bersembunyi disamping mobil itu disisi lain kemudi. Jadi tidak terlihat
oleh Sang Soo, diam-diam dia mengambil foto itu sebelum mobil itu beranjak
pergi. Dia sangat senang melihat foto Healer, dan bertanya-tanya apakah dia
benar Healer. Sepertinya dia sudah dengar mengenai kurir gelap itu. Dia tertawa
sambil menciumi foto Healer.
Profile wanita itu :
“[Nama :
Chae Young Shin
Pekerjaan :
Asisten Reporter Online Media Hiburan
Penghasilan
Bulanan : 1,5 Juta won
Keinginan
saat ini : Menjadi jurnalis terkenal seperti Kim Moon Ho]”
Beberapa mobil datang kesebuah tempat dimana terjadi demo
serikat buruh didepan perusahaan konstruksi Sam Han. Seorang pria bernama Kim
Moon Ho turun dari salah satu mobil, seorang reporter terkenal dinegeri ini. Dia sedang menelusuri kasus di perusahaan
konstruksi Sam Han yang melakukan PHK tanpa pesangon juga menuntut para buruh
illegal yang melakukan pemogokan.
Ditempat itu sudah banyak reporter lain yang sedang melakukan wawancara
pada salah satu pendemo juga meliput berita.
Kim Moon Ho kemudian mendatangi kerumunan pendemo yang
dijaga beberapa petugas kepolisian. Seorang ibu menyambutnya sambil menangis
dengan permintaan untuk menyelamatkan suami dan anaknya yang sedang sekarat.
Lalu tiba-tiba seorang nenek menerobos kedepan untuk menemui Kim Moon Ho.
Nenek “Anda orang terkenal kan? Saya mengenali wajah anda,
anda seorang reporter terkenal, kan?”
Moon Ho “Anda mau mengatakan sesuatu?” sambil memberikan
isyarat pada temannya untuk merekam.
“Nama anakku Shin Hyung Chul, karyawan divisi pemeliharaan
industri Sam Han. Sekarang dia dirumah sakit setelah membakar dirinya. Kenapa
dia melakukan hal seperti itu….”
“Dia orang yang sangat baik. Pasti ada alasan kenapa dia
melakukan hal seperti itu. Oleh karena itu aku ingin menanyakannya pada Presdir
tapi mereka bahkan tak membiarkanku masuk”
“Tolong bantu anakku, bagaimana dia akan melewati hal ini??
Sungguh menyedihkan…..Tolong bantu anakku” ungkap nenek itu sambil menangis
meraung-raung.
Demo itu didominasi oleh perempuan yang rata-rata ahjuma
juga nenek-nenek. Kim Moon Ho merasa terenyuh dengan kondisi itu. Kemudian dia
meminta Asisten Kang untuk mengurus konferensi pers yang ada disana sementara
dia mengajak Sang Soo rekannya yang satu lagi untuk mengikutinya. Sang Soo
mencoba membujuk Seniornya itu untuk tetap disana karena pintu perusahaan
tersebut sudah dibuka, itu mengindikasikan bahwa konferensi pers segera dimulai.
Tapi Moon Ho tetap pada pendiriannya, dia memasuki mobil kemudian langsung
melajukan mobilnya dengan kencang.
Pandangannya sangat tegang dan focus. Disampingnya Sang Soo merakit
kamera untuk pengambilannya gambar nantinya.
Profile Kim Moon Ho :
“[Nama : Kim
Moon Ho
Pekerjaan :
Reporter terkenal
Gaji tahunan
: Pendapatan dari statsiun TV + keuntungan investasi saham + keuntungan sewa
bulanan sewa property real estate + lain-lain = tidak ada perhitungan
sebelumnya
Keinginan
saat ini : Bertahan setiap hari dan…menemukan anak itu]”
Kim Moon Ho sudah sampai dirumah sakit bergegas menuju kamar
tempat karyawan perusahaan Sam Han dirawat. Sang Soo siap dengan kameranya
ketika Moon Ho menghentikannya karena melihat dari kondisi pasien yang tidak
memungkinkan. Sangat menyedihkan dan parah sekali, seluruh tubuh dibalut perban
menyisakan dibagian wajah yang terlihat jelas luka bakarnya.
Moon Ho membungkuk memberi salam dan memperkenalkan dirinya
reporter stasiun TV ABS, dia menanyakan apakah pasien itu bisa melakukan
wawancara. Tapi pasien itu bahkan tidak bisa bicara, istrinya menjelaskan
kondisi suaminya yang hanya bisa menggerakkan tangan kanannya sehingga dia akan
menulis ketika dia ingin mengatakan sesuatu. Dia juga memberikan sebuah surat yang
telah ditulis sebelumnya. Berharap ada seseorang (baca: reporter) yang datang.
Isi surat itu “Tolong ceritakan kisah kami pada dunia, tak seorangpun mau
mendengarkan cerita kami. Klaim kebangkrutan perusahaan adalah palsu”
Kembali pada Healer yang berada didalam kereta bersama Go
Seung Chul, dikelilingi oleh orang-orang Double S. Healer kemudian bertanya
pada Ahjuma stasiun pemberhentian selanjutnya dan bagaimana kondisinya.
Ahjuma mengabarkan kondisinya yang buruk
karena orang-orang Double S sudah ada disana dan mereka menghadang seluruh
pintu keluar kereta. Mereka berjumlah sembilan orang belum termasuk dengan yang
ada didalam kereta. Sepertinya Double S mengerahkan seluruh anak buahnya untuk
misi ini.
Healer mengeluhkan yang bayarannya hanya 500ribu won dan
menyalahkan Ahjuma karena strategi pemasarannya tidak bagus. Terlihat Go Seung
Chul yang sangat ketakutan. Healer kembali bertanya apakah Ahjuma bisa meretas
kereta bawah tanah. Jika itu stasiun jalur 9 seharusnya menggunakan kemudi
otomatis, dia langsung memainkan jarinya
.
Healer mengatakan pada Go Seung Chul bahwa orang-orang
Double S itu membuntutinya. Go Seung Chul semakin ketakutan dan mengeratkan
tangan Healer ketubuhnya….. *Ini Healer kayak dipaksa backhug deh, ha ha ha
*abaikan*. Healer memintanya supaya percaya saja padanya dan meyakinkannya
bahwa dia akan selamat. Dia meminta Go Seung Chul melompat keluar melalui pintu
didepannya pada hitungan ketiga.
1…..2……tiba-tiba kereta berhenti mengakibatkan banyak orang oleng, bahkan
masinisnya kaget dan bingung kenapa bisa terjadi hal seperti ini. 3…..eeeits
ternyata pintunya yang terbuka malah dibelakang mereka. Healer kesal tapi
kemudian ahjuma ‘membukakan’pintu didepan mereka.
Healer dan Go Seung Chul melompat keluar, Double S kalang
kabut karena tidak menyangka target mereka melarikan diri dengan cara seperti
itu. Mereka mengejar tapi terlambat pintu sudah tertutup. Sementara diluar
masih sambil terus berlari, Healer meminta barangnya untuk dicek keasliannya,
juga mengingatkan bahwa dia bekerja sesuai kontrak tanpa ada penundaan.
Healer “Tugas ini mengatakan untuk memeriksa keaslian barang
dan uang itu akan dikirim. Jadi…berikan barangnya. Akan kupastikan uangmu
disetorkan”
“Jika kau bisa menyelamatkanku lebih dulu, maka aku akan
memberikan barangnya”
Seung Chul
bertanya“Kau tahu apa ini?”
“Tuan klien,…kau tidak perlu memberitahuku sekarang” sahut
Healer jengkel.
“Mereka akan membunuhku, aku akan mati. Tolong selamatkan
aku!”
Healer menghela nafas lalu meminta Ahjuma untuk
membereskannya. Kereta dijalankan mundur sampai membuat masinis kebingungan
karena merasa bahwa sistemnya tidak ada yang salah. Sementara gerombolan Double S kehilangan
jejak Healer karena gelap. Kesempatan itu digunakan Healer untuk menjatuhkan
salah satu dari mereka yang kebetulan melihatnya karena terkena sorotan lampu
senter. Lalu satu per satu dari mereka dijatuhkan dan dibuat pingsan.
Dia bertanya pada Ahjuma kapan kereta berikutnya lewat. Yang
ternyata akan datang dalam waktu 2 menit 10 detik dari arah lain. Ahjuma
mengkhawatirkan Healer karena dia kalah jumlah. Tapi Healer mengeluh kesal
karena bayarannya hanya 500 ribu won tidak sebanding dengan resikonya yang harus
menghadapi gerombolan Double S seorang diri. Dia kemudian berjalan maju kearah
sisa gerombolan itu dan mulai menyerang. Sementara Seung Chul mengintip dari
tempatnya bersembunyi dan Ahjuma yang mulai menghitung mundur kedatang kereta
berikutnya. Hampir semua tumbang, hanya tersisa si pria gemuk. Dia agak
kesulitan karena kalah besar hingga akhirnya kereta datang, lampunya
menyilaukan mereka berdua. Si pria gemuk agak lengah, kesempatan itu digunakan
Healer untuk memukul perut sisi kiri, tapi masih bisa ditahan oleh si pria
gemuk itu. Kemudian dia melompat, memukul kepala si pria gemuk dengan kaki
kirinya sampai dia pingsan.
Sayangnya Healer tertimpa tubuh besar itu diatas rel kereta, dia kesuliatan untuk memindahkannya. Kereta semakin mendekat dan dia masih disana. Seung Chul melihat dengan ketakutan dan juga khawatir pada Healer tapi dia tidak beranjak untuk membantu melainkan diam ditempatnya yang aman. Kereta sudah semakin dekat dan……..lewat.
Tunggu lanjutannya di part 2…………..
Comments
Post a Comment
Mohon kerja samanya untuk tidak mengcopy-paste tulisan ini demi menghargai kerja keras dan pengorbanan waktu yang dimiliki author. Apabila ingin men-share tulisan ini cukup cantumkan link aktifnya tanpa menyertakan tulisannya.
Bagi semua yang sempat mampir blogku, harap tinggalkan komentar agar bisa membantu memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada.
Terima kasih semuanya *bungkuk 45 derajat*
Annyeong....