[Mohon kerja samanya
untuk tidak mengcopy-paste tulisan ini demi menghargai kerja keras dan
pengorbanan waktu yang dimiliki author. Apabila ingin men-share tulisan ini
cukup cantumkan link aktifnya. Terima kasih sebelumnya.]
[Aku Ingin Menolong]
Esok
harinya Ji Dan bersiap berangkat kerja. Ia berdandan rapi sambil bersiul-siul
senang. Mengingat perkataan Sera tentang music yang layaknya sihir, bisa
menggerakkan dan menyampaikan perasaan seseorang, membuatnya tersenyum lembut.
Kebetulan
adiknya mengintip dari balik pintu. Melihat perubahan oppa-nya, membuatnya
bertanya-tanya mungkinkah terjadi sesuatu yang baik? Tapi akhirnya ia
memutuskan bahwa mungkin oppa-nya akan pergi minum dengan Kwang Chul seperti
biasa.
Ji Dan
yang kesal mendengar ocehan adiknya lalu menutup pintu untuk mengusirnya.
Sesampainya
di ‘Karaoke 4 Irama’, Ji Dan bersih-bersih dengan sangat bersemangat. Bahkan
sambil bernyanyi-nyanyi kecil. Saat Beom Gu datang membawa tteokbokki untuk
dimakan bersama, Ji Dan hanya menoleh singkat lalu kembali bekerja.
Beom Gu
mengejek Ji Dan yang sekarang tampak seperti karyawan karaoke sesungguhnya.
Beom Gu
menegaskan cerita Ji Dan mengenai hal aneh yang terjadi saat Sera datang dan
pulang. Yaitu Ji Dan yang selalu dalam kondisi tertidur. Menurutnya itu sangat
aneh.
Para pelanggan
selalu berdatangan saat Sera ada. Padahal sepanjang hari tidak ada satupun yang
datang.
“Kupikir...”
ucap Beom Gu sambil melihat kanan kiri.
“Apa
yang coba kau pikir?”
“Apa
gadis itu hantu?”
“Sinting”
ejek Ji Dan.
Beom Gu
kembali menghasut dan menakut-nakuti Ji Dan dengan berkata jika gosip itu
benar, maka setiap jam 12 malam akan terdengar suara musik dari ruangan pojok
itu. Ji Dan pasti juga akan mendengarnya. Mereka perlahan-lahan melihat ke
lorong ruangan pojok karaoke. Dan........
“Aish.....hentikan,
benar-benar!” bentak Ji Dan.
“Kau
terus saja bicara hantu setiap ada kesempatan. Kalau kau seperti ini terus,
pergi sana dan berhenti makan!” tambah Ji Dan.
Beom Gu
mengabaikan ancaman Ji Dan, malah menyuruhnya untuk melupakan hal itu. Ia lalu
bertanya tentang Sera. Apakah Ji Dan mempunyai fotonya? Ia ingin sekali melihat
wajah Sera, kira-kira mirip dengan artis siapa.
Sayangnya
Ji Dan tidak punya. Dan tak mau memfoto Sera saat Beom Gu menyuruhnya. Malah ia
berbalik menyuruh Beom Gu untuk mengambilnya sendiri jika memang sangat ingin
tahu.
Karena
Sera bekerjanya di malam hari, Beom Gu tak bisa. Masalahnya akhir-akhir ini ia
tidak bisa keluar malam, setidaknya tidak boleh pulang lewat tengah malam. Jika
tidak orangtuanya akan memotong uang sakunya. Kenapa bisa begitu??
Itu
karena Beom Gu pernah tidak pulang kerumah selama 3 hari setelah minum-minum.
Dasar...
“Pokoknya,
foto dia dan segera kirimkan padaku, ok! “ pinta Beom Gu memaksa.
“Oh iya
satu lagi,...jika gambarnya tak muncul, itu artinya dia benar-benar hantu” ujar
Beom Gu menakut-nakuti Ji Dan.
Ji Dan
kesal dengan ocehan Beom Gu jadi ia menyuapkan makanan kemulut temannya hingga
penuh.
Malampun
tiba, Ji Dan sendirian menunggu pelanggan juga Sera. Waktu menunjukkan pukul 11
malam. Ji Dan mencatat jam dari menit ke menit demi membunuh waktu dan sepi.
Juga karena ia ingin menghindari agar tak tertidur saat Sera datang.
Tiba-tiba
Kwang Chul menelpon dan langsung mengumpat Ji Dan, si bocah tengik. Kenapa? Itu
karena menurut Kwang Chul, Ji Dan tidak pernah mengangkat telponnya akhir-akhir
ini. Suatu waktu ia menelpon di jam 1 malam, dihari yang lain jam 2 malam. Ji
Dan heran karena memang tak ada telpon yang masuk.
Kwang
Chul jadi curiga jangan-jangan Ji Dan tak bekerja dengan benar atau malah tak
masuk kerja? Kesal dituduh begitu, Ji Dan menantang hyung-nya untuk datang
mengecek dirinya di tempat karaoke. Aaah... Kwang Chul hanya bercanda,
sebenarnya ia hanya ingin menanyakan apakah ada banyak pelanggan yang datang?
Kwang
Chul berencana untuk datang kesana beberapa hari lagi bersama dengan beberapa
calon pembeli. Mungkin ia berharap banyak pelanggan yang datang saat mereka
kesana. Ji Dan meminta Kwang Chul datang malam nanti sekitar jam 1 atau 2
malam, alasannya karena jam segitu pelanggan banyak yang datang.
Tapi
Kwang Chul tidak mau. Ia kemudian mengingatkan Ji Dan yang hanya memiliki waktu
2 minggu lagi untuk melunasi hutangnya. Jadi karaoke itu harus terjual dalam
jangka waktuu itu. Jika tidak maka Ji Dan harus menjual rumahnya atau apapun
untuk melunasi hutang. Kwang Chul lalu menutup telponnya.
Ji Dan
frustasi dengan keadaan ini. Seandainya saja para pelanggan yang datang di
malam hari bisa datang sepanjang hari. Pfft.......
Ia lalu
melanjutkan kegiatan yang sempat diinterupsi oleh Kwang Chul. Mencatat jam.
Pukul 12
malam tepat, bunyi lonceng pintu terbuka. Ji Dan terbangun kaget dan tau-tau
Sera sudah ada didepan. Sera heran dengan Ji Dan yang selalu ketiduran saat ia
datang. Ji Dan malah balik bertanya apakah Sera menyemprotkan sesuatu sebelum
masuk karaoke hingga ia tertidur. Sera menyangkalnya, lagipula buat apa?
Ji Dan
lalu menunjukkan hasil kerjanya (baca: mencatat waktu) pada Sera. Tertera
disana catatan Ji Dan terakhir pukul 11.37, itu artinya ia masih terjaga,
sekarang jam 12.00 kenapa ia bisa tertidur.
“Nah..kan,
bukankah itu aneh?” jelas Ji Dan menggebu-gebu.
Sera memperhatikannya
dengan padangan biasa seolah itu sesuatu yang tidak aneh. Lagipula sudah terlewat 23 menit, jadi apa yang mungkin bisa terjadi
dalam kurun waktu tersebut? Haha
Ji Dan
akhirnya terdiam tertunduk.
Sera
bertanya apakah sepanjang hari sama sekali tak ada pelanggan? Ji Dan memberikan
brosur terbaru sambil berkata brosur itu tak ada efeknya. Maksudnya brosur yang
dibuat dengan konseppun tidak memberikan dampak untuk para pelanggan jadi
tertarik dengan karaoke mereka.
Hari ini
Sera tampak tak bersemangat. Ji Dan menyadari hal itu sehingga bertanya ada apa
dengan temannya yang tak seperti biasanya.
“Aku
hanya sangat lelah saja hari ini” jawab Sera murung.
“Apa
yang kau lakukan sepanjang hari, sampai kau kerja paruh waktu sangat malam?
Bagaimana kalau mengubah jam kerja, malam jadi siang” tawar Ji Dan.
“Siang
hari aku juga sibuk”
“Aigoo...apa
kau punya hutang? Kenapa kau butuh banyak uang?”
“Tak
semua orang sepertimu” sindir Sera.
Ha!..#jleb
Ji Dan :P
Sera
bergumam jika ada seseorang yang ingin ia tolong, tapi ia tak mengatakan siapa
orangnya.
Kilas
balik, disebuah ruangan rumah sakit gadis yang terbaring koma(ep 1) diperiksa
oleh dokter, disampingnya sang ibu memperhatikan sambil menangis tersedu-sedu.
Dokter tak berkata apa-apa tapi tindakannya mengisyaratkan bahwa pasien tidak
punya harapan lagi. Sang Ibu menangis bertambah keras dan terisak-isak memohon
pada dokter tersebut.
Di depan
pintu tampak Sera bergaun putih memandang sedih pada Ibu.
Kembali
ke masa sekarang, ternyata Sera terdiam cukup lama. Ji Dan mengalihkan
perhatian dengan menanyakan trik sulap untuk memunculkan buket bunga seperti
pada waktu itu. Juga bunga mawar yang kelopaknya berguguran kemana-mana. Tapi kenapa
tiba-tiba menanyakan hal itu?
Ji Dan
beralasan jika tak ada salahnya belajar. Tapi Sera tau maksud sebenarnya, untuk
menggiring pelanggan sepanjang hari. Hehe....
Sera kemudian
mengajarkan trik dasar pada Ji Dan sambil menyanyikan sebuah mantra ‘puteri
sihir Sera telah datang’. Sayangnya Ji Dan tidak berhasil sekalipun setelah
beberapa kali mencoba. Sampai akhirnya Ji Dan menyerah.
“Sulap itu
bukan hanya tentang tipuan mata dan penggunaan teknik. Aturan utama dalam sulap
adalah masukkan hati yang tulus kedalamnya. Aturan kedua, sulap yang bisa
menyentuh hati orang-orang adalah sihir yang sesungguhnya” kata Sera.
Dengan marah
Sera menyuruh Ji Dan mencobanya lagi dengan hati yang tulus.
Ji Dan
akhirnya berlatih lagi bahkan saat ia ditoilet untuk buang hajat. Err....
Saat Ji
Dan keluar dari toilet, ia mendapati Sera tertidur di sofa. Padahal awalnya ia
mengajak Sera untuk pulang saja karena tak ada pelanggan hari itu. Ji Dan lalu
mendekati Sera dan berkomentar ternyata Sera bisa tidur dan kelelahan juga XD.
Ia
teringat dengan perkataan Sera yang ingin menolong seseorang. Dan
bertanya-tanya siapa orang itu, hingga Sera mau bekerja sekeras itu.
Tiba-tiba
Sera menggumamkan mantra sulap dalam tidurnya juga menggerak-gerakkan
tangannya. Ji Dan tersenyum geli melihatnya. Ia berkata bahkan dalam tidurnya
pun Sera bekerja, sungguh profesional.
Ji Dan
lalu mengeluarkan handphone dan mencoba untuk memfoto Sera untuk bukti pada
Beom Gu. Ia mendekatkan kamera ke wajah Sera, tapi tidak jadi. Karena melihat
Sera tampak tak tenang, mungkinkah Sera sakit?
Ji Dan
mendekat ke wajah Sera untuk melihatnya lebih jelas. Pada saat yang sama Sera
memalingkan wajahnya. Daaan................ Cup, bibir mereka bertabrakan. Halah.......hahaha
Sera
perlahan membuka matanya, dan melotot kaget saat sadar Ji Dan menciumnya.
Bersambung.....tunggu
next episode ya^^................
Komentar
:
Pertama
: Beberapa kali Beom Gu selalu menyinggung gadis itu mirip artis siapa, mungkin
maksudnya hasil oplas kali ya... Pada dasarnya di negara Korea sana, oplas
menjadi sesuatu yang lumrah. Dan kebanyakan klinik bedah plastik menawarkan
untuk merekronstruksi wajah mirip dengan artis-artis cantik terkenal asal negri
ginseng tersebut. Jadi menurutku jadi hal wajar saat Beom sering bertanya “
mirip artis siapa sih?” Hehe.....
Kedua :
karakternya Ji Dan ini yaa...kalau diperhatiin kok dia gak ada semangat apapun
ya, bener juga yang dibilang Sera, Tak ada ambisi alias hidup untuk mati. Emang
bener sih hidup ini pada akhirnya hanya untuk mati. Tapi kita harus punya
ambisi, bukan terlalu ambisi, cukup sekedarnya.
Sebenarnya
apa sih tujuan hidup?? Nah..... itulah yang harus kita cari masing-masing
jawabannya.
Ketiga :
Episode kali ini kita diajarkan untuk melakukan semua hal dengan hati. Pada episode
sebelumnya disebutkan bahwa bernyanyi harus dengan hati agar tersampaikan
maksud liriknya pada para pendengar. Disini sulappun juga harus dengan hati
.... Err...gimana caranya menikmati sulap dengan hati apalagi kalau trik
sulapnya macam Om L*mbad...hehehe
Ini Ji
Dan udah terlanjur jatuh cinta ya....emang sih gak nyadar kalau lagi jatuh
cinta, tapi tindak tanduknya itu lhoooh.... ^^
Sampai gak
ngefek dengan keanehan-keanehan yang terjadi. Padahal Beom Gu udah tiap hari
ibaratnya makan tiga kali sehari aja bahas hantu....Pffttt
Malahan dia
yang udah liat Sera keluar pintu nembus itu. Pffttt.....
Comments
Post a Comment
Mohon kerja samanya untuk tidak mengcopy-paste tulisan ini demi menghargai kerja keras dan pengorbanan waktu yang dimiliki author. Apabila ingin men-share tulisan ini cukup cantumkan link aktifnya tanpa menyertakan tulisannya.
Bagi semua yang sempat mampir blogku, harap tinggalkan komentar agar bisa membantu memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada.
Terima kasih semuanya *bungkuk 45 derajat*
Annyeong....