Sinopsis Midnight Girl Episode 3

[Mohon kerja samanya untuk tidak mengcopy-paste tulisan ini demi menghargai kerja keras dan pengorbanan waktu yang dimiliki author. Apabila ingin men-share tulisan ini cukup cantumkan link aktifnya. Terima kasih sebelumnya.]


[Puteri Sihir Sera]



Ji Dan menelpon Kwang Chul menanyakan perihal gadis pekerja paruh waktu, mungkinkah Hyung-nya itu yang mempekerjakannya? Kwang Chul tidak tahu, mungkin Direktur Kim yang melakukannya. Tapi ia juga bertanya-tanya bagaimana direktur bisa tahu mereka membuka kembali karaokenya. Entahlah.

“Ngomong-ngomong,, aku jadi tidak perlu jaga shift malam kan?” rayu Ji Dan.


Apakah Kwang Chul mengijinkannya? Tentu saja tidak. Yang perlu dilakukan Ji Dan adalah menjaga tempat itu dan tidak perlu menggaji gadis pekerja paruh waktu. Lagipula mereka tidak mempekerjakannya, Kwang Chul yakin pasti direktur sudah mengurusnya.

Ji Dan masuk kerja seperti biasa, menghidupkan semua lampu tapi heran lampu ‘blink-blink’ semalam tidak ada. Kemudian teringat partner aneh nya yang bisa menyalakan lampu-lampu itu tapi juga tidak pamit saat pulang kerja. *baru nyadar… partnernya aneh >.<
Seorang ’Pengembara Budha’(aku gak tahu sebutannya XD) datang mengejutkan Ji Dan yang sedang mencari-cari sakelar lampu ‘blink-blink’ dilorong hingga kepalanya terbentur atap. ia mengeluhkan orang tersebut yang masuk tanpa suara.


Setelah melakukan gerakan pengusir setan yang diklaim sebagai pengusir bebatuan dari kepunahan jiwa dan energi manusia, orang tersebut menengadahkan tangannya. *Istilah kasarnya ‘minta sumbangan’ >.<

Ji Dan mengerti isyarat itu lalu membuka dompetnya yang hanya terdapat 2 lembar uang seribu won. Ia memberikannya satu lembar sambil memohon untuk mengusir kepunahan jiwa dan energi manusia dari tempat itu. Uang tersebut diterima ‘Pengembara Budha’ dengan tatapan menghina. *maksudnya sih kurang banyak….euh >.<



‘Pengembara Budha’ melakukan gerakan pengusir setannya sekali lagi sambil mendoakan Ji Dan masuk surga. Tapi dibanding masuk surga, Ji Dan berharap orang itu segera pergi saja. Ha ….

Sesaat setelah berbalik pergi, ‘Pengembara Budha’ tersebut membalikkan badannya. Melihat sekeliling sambil menerawang, ia berkata energi ditempat itu tidak dapat disingkirkan tapi juga tidak bisa terus berlimpah.

“Terdapat celah kecil antara penderitaan didunia manusia dan surga-nya Budha”.
Apa maksudnya???


Suatu saat Ji Dan nongkrong dengan temannya ditaman sambil menceritakan perihal kata-kata ‘Pengembara Budha’. Meskipun ia menyadari tempat karaoke itu suasananya pengap dan suram, persis seperti apa yang di katakan ‘Pengembara Budha’ , tapi ia menyangkal rumor keberadaan hantu disana.



Menurut temannya itulah bukti bahwa ada hantu disana. Sebuah jalan tengah, dimana para hantu dan manusia bisa saling berbicara dan melihat satu sama lain.

“Aaah….lupakan, kurasa gosip itu tak berdasar. Ngomong-ngomong, bukankah kau bilang ada pekerja paruh waktu ditempatmu?”

“Ya, kenapa?”

“Apa dia cantik?”

Ji Dan menatap keatas mengingat wajah partnernya lalu memberitahu temannya jika partnernya itu cantik, benar-benar cantik. Dengan tak sabar temannya bertanya mengenai namanya, berapa umurnya, serta wajahnya mirip dengan artis siapa.


“Mana kutahu?”

“Apa? Jangan bilang kau belum tahu. Waaah…kau gila. Mendapatkan informasi pribadi seperti itu adalah dasar penting, kau tahu! Begini,.. segera setelah pekerja itu datang, kau seharusnya bilang “Bisa kulihat kartu identitasmu?, orang bilang kau mirip artis *…..* “

“Berhenti bicara omong kosong. Dia datang untuk kerja, apa kau melakukan itu untuk mem’booking’ nya? Aish….”

Lagipula Kwang Chul juga tidak tahu, dan Ji Dan sendiri tidak tertarik jadi buat apa. Temannya tidak bisa berkata apa-apa. Itu tidak penting. Lupakan!

Temannya mengeluarkan sebuah kertas dari dalam sakunya dan menunjukkannya pada Ji Dan. Ia berkata ini adalah yang terpenting. Sebuah form pendaftaran acara kontes bernyanyi ‘Super Voice’.

Ji Dan terlihat kesal tapi juga nampak tertarik. Temannya menyemangati Ji Dan agar mau melakukannya. Walaupun terjatuh 7 kali, ia yakin kebangkitan pada kali ke-8. Yakin ini tidak akan sia-sia, ia juga mengingatkan Ji Dan akan kerja kerasnya selama ini.

Tapi Ji Dan berteriak kesal, didunia ini bukan hanya soal kerja keras. Baiklah,.. bagaimana dengan bakat? Ji Dan berbakat.
Ji Dan yang sudah terlanjur kesal berlalu pergi tanpa mengacuhkan temannya.

Sesaat sebelum tengah malam, tampak lampu papan nama diluar mati. Kemudian saat pukul 00.00 tepat lampu itu kembali menyala, pintu terbuka diiringi bunyi lonceng yang menggantung didaun pintu dan lampu ‘blink-blink’ diatap lorong juga menyala. Seorang gadis ‘part-timer’ datang, ia mengetuk meja tempat Ji Dan tertidur.




Ji Dan terbangun dengan bingung kenapa ia bisa tertidur. Tapi ia berasumsi jika ia selalu lelah setelah bertemu dengan Beom Gu (baru tahu nama temennya ^^).

“Apa dia temanmu?” tanya gadis ‘part-timer’ penasaran.

“Bukan…lebih mirip debu. Ehm…sel kulit mati atau seekor kutu. Kutu beras”  jawab Ji Dan asal.

“Lucu sekali…kutu beras.”

Bayangan Ji Dan dimulai, Beom Gu dalam bentuk kutu beras dengan berbagai ekspresi.

“Aah..lupakan! oh iya Agashi, apa kau punya tanda pengenal?”

Gadis ‘part-timer’ tergagap tampak seperti menyembunyikan sesuatu. Ia malah balik bertanya kenapa Ji Dan tiba-tiba menanyakannya. Ia berdalih bahwa tanda pengenalnya saat ini tidak dibawa.

Kemudian ia mencoba mengalihkan perhatian Ji Dan dengan membuka laci uang. Mendapati tempat itu kosong yang artinya tidak mendapat pelanggan satupun, atau… jangan-jangan Ji Dan yang mencurinya?
Ji Dan kesal dituduh begitu, meski tak memiliki banyak uang ia tidak akan melakukan hal seperti itu.

Aksi mengalihkan perhatian gagal setelah sesaat kemudian Ji Dan menanyakan umur gadis tersebut. Meski begitu tampaknya ia tak patah semangat. Ia mencoba jurus kedua, memeriksa brosur baru yang ternyata hasilnya malah seperti brosur tempat bisnis remang-remang. Kembali ia menyalahkan Ji Dan yang tak becus membuatnya. Membuat Ji Dan kesal dan berteriak padanya untuk membuat brosurnya sendiri.


“Baiklah,…mari lihat, sebentar lagi beberapa pasangan akan datang” ujar gadis ‘part-timer’.

Dan sepertinya jurus kedua gagal juga, karena saat ini Ji Dan kembali menanyakan nama gadis tersebut.
Ia tidak tahu seberapa lama mereka akan bekerja sama, tapi mereka kan tetap rekan kerja, minimal mereka harus tahu nama masing-masing.

Setelah berfikir beberapa saat, gadis ‘part-timer’ mengakui jika namanya adala Sera, Min Sera.

“Waah…namamu sangat ‘blink-blink’ seperti pakaianmu” puji Ji Dan.

Sera berputar dan… tadaa… atribut topi sulap sudah bertengger dikepalanya.
“Pakaian ini untuk sulap, aku melakukan sulap disini, ingat! “



Sera kemudian menyanyikan mantera sulap “Puteri Sihir Sera sudah datang” dan muncullah bunga dari dalam topinya.

Ji Dan meledek mantera Sera, bukankah maksudnya adalah puteri sihir Seri. Sera mengabaikannya, ia menawarkan untuk menebak nama Ji Dan lewat sihir. Ia menaruh genggaman tangannya di jidat kemudian memejamkan mata seolah berfikir, sementara Ji Dan menunggu dengan sangsi namun juga penasaran.

“Namamu Gong Ji Dan” tebak Sera.


Bagaimana Sera bisa tahu??

Kilas balik Ji Dan saat menjadi kontestan bernyanyi, waktu itu ia bernyanyi dengan baik walaupun tanpa emosi. Juri memutuskan untuk mengeliminasinya karena meskipun tekniknya bagus, tapi dinilai masih kurang dibanding dengan tahun lalu. Bukankankah ini kali kedua?(kontes season 2) Mungkin hasilnya lebih baik jika Ji Dan membawakannya dengan santai.


Aaah…jadi begitu. Ji Dan meminta Sera berhenti mengatakannya bahkan itu bukan kenangan yang bagus untuk diingat.

“Lalu..apa kau tidak akan bernyanyi lagi?”

“Tidak akan! Untuk apa? Setelah mendapat penghinaan didepan publik”

“Kenapa? semua hal bisa terjadi dikehidupan ini”

Menurut Ji Dan, Sera tak tahu apa-apa. Ialah yang gila, hanya karena orang-orang mengatakan ia pandai bernyanyi. Ia jadi bermimpi untuk menjadi penyanyi.

“Sejujurnya, siapa sih yang tidak bisa bernyanyi dijaman sekarang ini?” ujar Ji Dan putus asa.

Tapi lain halnya dengan Sera yang malah iri dengan orang yang pandai bernyanyi. Kenapa tidak menyanyi saja? Bagi Ji Dan menyanyi itu tidak perlu suara merdu, yang terpenting bernyanyi karena kau menyukainya.

Sera setuju dengan itu dan meminta Ji Dan untuk tetap mengingatnya. “Bernyanyi karena menyukainya”

Tiba-tiba Sera berseru jika mereka mendapatkan banyak pelanggan. Ji Dan melongokkan kepalanya melihat pintu masuk, ia bingung karena memang belum ada pelanggan. Tapi lalu 4 orang pria masuk.


Mereka berkomentar mengenai tempatnya yang ternyata lebih dari dugaan. Salah satu dari mereka ternyata merayakan ulang tahun. Dan berencana merayakannya semalaman, jadi mereka meminta diberikan banyak diskon.
Sera setuju lalu mengantarkan mereka keruangannya.

Ji Dan heran dengan Sera dan bertanya-tanya mungkinkah ia peramal?

Tiba-tiba Sera keluar dari ruangan untuk mencari tamborin tanpa melewati pintu alias tembus pintu. Ji Dan yang melihat terkejut apalagi saat Sera kemudian masuk ruangan lain dengan cara yang sama.



Ia bangkit dari kursi dan melihat kelorong dimana Sera masuk ruangan karaoke, menunggu Sera keluar. Tapi lagi-lagi dikejutkan dengan tepukan dibahu Ji Dan dari arah belakang. Membuatnya kaget setengah mati juga ketakutan, hampir saja ia terjengkang. Untungnya Sera segera meraih tangannya sehingga ia tak terjatuh.




Tunggu next episode ^^………..



Komentar :

Dalam episode ini kita akhirnya ditunjukkan siapa sebenarnya gadis ‘part-timer’ (yang biasa aku gunakan, mengingat belum tau namanya). Sesuai dengan judul episode ini “putri sihir SERA”.

Sudah dikonfirmasi jika Sera adalah arwah dari gadis yang terbujur koma dirumah sakit. Saat ia mengingat nama Ji Dan sebagai kontestan dalam acara menyanyi dimana ia dieleminasi, itu adalah gambaran TV diruangan rumah sakit.

Juga ditambah dengan perkataan biksu ‘gadungan’ mengenai “Celah kecil antara penderitaan didunia manusia dan surga-nya Budha” bukankah itu artinya kehidupan yang berada dalam kondisi setengah hidup dan setengah mati it means “koma”.

Hanya saja anehnya adalah Sera bisa memegang Ji Dan saat akan terjatuh, kalau arwah harusnya gk bisa megang kan, lha wong gak padat :P

Saat Sera meminta Ji Dan untuk mengingat bahwa menyanyi adalah karena memang menyukainya, mungkin bisa dimaksudkan agar Ji Dan tidak putus asa. Meski berkali-kali gagal, dengan mengingat itu mungkin bisa membangkitkan kembali semangat untuk ia bernyanyi kembali.

Mungkin Ji Dan memutuskan untuk bernyanyi karena mengingat penilaian orang-orang dimasa ia kecil, walaupun sebenarnya awal ia menyanyi pastilah karena ia menyukainya. Bukan karena ‘kata orang’ ia pandai bernyanyi.

Sama seperti dalam episode 2, kali ini kita pun diingatkan untuk mengingat alasan-alasan awal kita menyukai ‘suatu hal’ disaat kita mulai berputus asa akan ‘suatu hal’ itu.
Seperti Ji Dan.

Terima kasih sudah membaca dan semoga berkenan untuk meninggalkan komentar ^^.
Bagi yang tidak suka komentar saya, abaikan okay! ^^


Comments