Sinopsis Ho Goo’s Love Episode 2 Part 2


[Mohon kerja samanya untuk tidak mengcopy-paste tulisan ini demi menghargai kerja keras dan pengorbanan waktu yang dimiliki author. Apabila ingin men-share tulisan ini cukup cantumkan link aktifnya dan tidak meng-copy nya. Terima kasih sebelumnya.]


Note : gambar menyusul...^^



Ho Goo dan Do Hee sudah berada dipantai. Mereka membuat benteng berbentuk kotak yang akhirnya mereka duduki dibagian kosong ditengahnya. Do Hee kesal pada Ho Goo yang menghentikannya, padahal mereka hampir saja mendapatkannya (memberi pelajaran pada anak SMA itu). Ho Goo beralasan jika tinggal lebih lama, maka mereka akan diseret ke kantor polisi. Itu membuatnya khawatir, juga mungkin Do Hee akan jadi kata kunci nomor satu dalam mesin pencarian web.

Tapi Do Hee heran kenapa Ho Goo tiba-tiba berteriak Seo Tae Ji. Apa dipikirnya anak jaman sekarang akan tahu siapa Seo Tae Ji? Harusnya Ho Goo mengatakan IU atau EXO. Aish …. Benar-benar.
Sambil nyengir Ho Goo membenarkan, mungkin seharusnya begitu.

Ho Goo takjub pada anak-anak SMA itu, mereka hebat karena bisa langsung mengenali Do Hee tapi tidak tahu siapa Seo Tae Ji. Ia juga mengakui meski Do Hee sering muncul di TV atau internet, tapi ia hanya berpikir Do Hee sebagai teman sekelasnya. Dengan kejadian hari ini, Ho Goo akhirnya menyadari betapa terkenalnya Do Hee. Jadi ia berpikir untuk lebih hati-hati lagi mengatakan pada orang lain kalau Do Hee itu temannya.

Do Hee mendengarnya terlihat sedih. Ia mengalihkan dengan menanyakan sojunya. Dan memang benar, Ho Goo mengambil soju juga rokok yang mereka dapatkan dari merampas anak-anak SMA tadi dari dalam tasnya. Do Hee mengajak Ho Goo minum.
Ho Goo bertanya apa Do Hee pandai minum. Entah, mungkin bisa tahan minum. Ia tak pernah minum sebelumnya.

Ho Goo tak percaya, ia menuangkan bir sedikit pada tutup botolnya.
“Kebanyakan teman akan minum beberapa bir saat mereka bertemu”
“Aku tak punya teman” ujar Do Hee ketus.

Do Hee merebut bir yang sudah dituang oleh Ho Goo lalu meneguknya. Setelahnya ia terbatuk-batuk merasa aneh dengan rasanya serta bertanya-tanya bagaimana Ho Goo bisa meminumnya. Ho Goo hanya tertawa melihat tingkah lucu temannya seperti pertama kali minum, tapi ia juga tidak menolak ketika Do Hee minta dituangkan lagi.

“Do Hee minum dua teguk soju hari itu…Dan dia tak sadarkan diri “

Do Hee berlarian dipinggir pantai seperti orang gila. Lalu ia terjatuh dan mengeluh kesakitan secara berlebihan. Ia juga melepaskan semua sepatunya dan melemparkannya hingga mengenai Ho Goo. Ho Goo berusaha menenangkan dan menyadarkan Do Hee tapi tak mempan.

Do Hee berlari kembali dan melihat kearah laut dengan kekaguman seorang yang tak pernah pergi kepantai.
“Itu besar sekali, itu air. Aku cinta air” seru Do Hee sambil melangkah memasuki air laut.

Ho Goo buru-buru menyusul Do Hee dan menyeretnya kembali ke tepi. Ia berkata tak seharusnya Do Hee berenang dilaut di malam hari, itu berbahaya. Do Hee yang tak sadarkan diri karena mabuk merengek hampir menangis minta dilepaskan, ia ingin berenang.

Saat sudah agak tenang walaupun masih mabuk, Do Hee meracau bahwa ia tadi sudah begitu dekat. Bahkan ia tak percaya, ia tak pernah memenangkan medali perak sekalipun.

“Dan….. dia terus berbicara tentang hal-hal yang tak bisa kupahami”

Lalu Do Hee memegangi soju dan rokok. Ia bertanya pendapat Ho Goo diantara keduanya yang mana lebih berbahaya untuk tubuh. Ho Goo menjawab keduanya buruk, tapi mungkin rokok lebih berbahaya. Do Hee memohon padanya untuk merokok didepan Do Hee sekarang, hanya dengan cara itulah yang akan membahayakan tubuh Do Hee. Dengan begitu sesuatu yang ada dalam tubuhnya akan menghilang karena itu menyakitkan bagi Do Hee.

Dengan terpaksa Ho Goo melakukannya karena tak tahan dengan rengekan Do Hee. ia mulai menyulutkan korek api dibawah rokoknya. Belum sempat menyala, Do Hee sudah merebutnya dengan marah sambil memukul kepala Ho Goo. Ia memaki Ho Goo  yang bisa-bisanya merokok di depan Do Hee.
“Apa Ho Goo tidak tahu apa yang ada didalam tubuh Do Hee saat ini? Dasar bajingan!” maki Do Hee sambil memukuli Ho Goo.

Ho Goo merasa ia hanya melakukan apa yang diminta Do Hee. Tapi kemudian pasrah dengan kemarahan aneh Do Hee dan meminta maaf padanya. Ia juga mengusap air mata Do Hee dan tak sengaja menemukan bulu mata yang tanggal. Ia menyuruh Do Hee membuat keinginan. Ho Goo bercerita saat ia masih kecil, ia selalu melakukannya. Membuat harapan sebelum bulu itu terbang, maka harapan itu akan terkabul.

Do Hee segera memegang tangan Ho Goo yang memegang bulu itu dan menundukkan kepala untuk membuat permohonan dengan sungguh. Tapi bulu mata itu keburu terbang sebelum Do Hee membuat permohonan. Do Hee bangkit dan mengejarnya tak rela karena  ia belum melakukannya (membuat permohonan). Ia menangis sangat sedih sambil memohon untuk mengambil dan membawa sesuatu dalam tubuhnya pergi bersama bulu mata itu. Do Hee sangat takut.

Ho Goo sedih melihat Do Hee seperti itu walaupun dia tak tau alasannya. Ia menenangkan Do Hee, memeluk dan menepuk-nepuk pelan bahunya.  Ia berkata bahwa semua akan baik-baik aja, tidak apa-apa. Jadi jangan menangis.

“Do Hee menangis seperti itu untuk sejenak. Seperti seorang anak kecil. Memohon agar sesuatu yang ada dalam perutnya diambil. Jadi, selama ini Do Hee pasti menderita karena sembelitnya. Itulah yang kupikirkan”

Do Hee akhirnya berhenti menangis. Ia melepaskan diri dari pelukan Ho Goo. Sambil menghapus air mata Do Hee, Ho Goo berkomentar jika Do Hee sekarang jadi ingusan. Ia kemudian merengkuh wajah Do Hee dengan kedua tangannya. Menatap dalam kedalam mata Do Hee, Do Hee perlahan balik menatap matanya juga.

Do Hee bergumam itu seharusnya tak terjadi. Tapi Ho Goo membungkamnya dengan ciuman singkat lalu melepasnya dan menatap Do Hee dalam-dalam . Memperhatikan bagaimana reaksi Do Hee atas aksinya tersebut. Seolah menjawab pertanyaan yang tak diucapkan, ia lalu mencium balik Ho Goo dengan ciuman yang lebih dalam dibawah bayangan fajar, mentari pagi.
Aww……^^

Sekarang mereka berada di stasiun kereta. Do Hee memberikan tiket untuk Ho Goo yang menunggunya di kursi tunggu. Terlihat Ho Goo tak nyaman mungkin karena dompetnya hilang jadi dibelikan oleh pelatih Do Hee. Ia berterima kasih pada Do Hee dan memintanya menyampaikannya juga pada pelatih. Ia berjanji akan segera mengembalikannya begitu sampai dirumah.

Tapi Do Hee tidak mempermasalahkannya, lagipula pelatihnya menghasilkan banyak uang karena Do Hee. Jadi ia minta Ho Goo tak perlu mengembalikannya. Ho Goo bertanya kemungkinan Do Hee akan tinggal di Yeoso dan kapan ia akan kembali. Do Hee mengakui jika ia akan melakukan operasi. Tentu saja hal itu membuat Ho Goo terkejut.

Di kereta Ho Goo duduk sendiri, ia melamun teringat kejadian di stasiun. Ho Goo membaca tes kesehatan Do Hee dan bertanya-tanya apa  Hemorrhoids. Do Hee merampas kertas itu sambil menjelaskan bahwa itu semacam kista kecil, jadi disingkirkan.

Do Hee berkata ia mungkin akan sibuk kedepannya, ia terlihat agak gugup mengatakannya sambil mengusap-usap baju diujung lengannya *semacam kebiasaan untuk mensugesti/ menenangkan diri kyk yang dilakuin Ho Goo XD*. Akan ada pemeriksaan lalu operasi. Ia juga harus segera pulih dan langsung menjalani latihan. Sepertinya Do Hee gugup, jadi Ho Goo mengucapkan mantra yang biasa ia gunakan untuk menenangkan Do Hee bahwa semua akan baik-baik saja. Begitu Do Hee dioperasi, semua akan bersih. Jadi Do Hee tak perlu khawatir

Ragu-ragu Do Hee bertanya apakah Ho Goo berfikir ia akan bersih setelah operasi. Ho Goo berdiri mendadak, penuh keyakinan dan semangat ia menjelaskan bagaimana pintarnya dokter-dokter jaman sekarang. Mereka bisa menyingkirkan kanker dan memperbaiki seluruh wajah. Bahkan mereka bisa membuat jantung mekanik. Tentu saja kista bukan masalah besar yang harus ditakuti kan??? *itu sih anggepan Ho Goo, tapi ini kayaknya Do Hee hamil dan ia berencana untuk menggugurkannya. Jadi masalahnya bukan takut tapi nurani …duileee..ee-ehm*

Do Hee menariknya duduk kembali dan meyakinkan Ho Goo bahwa ia tentu saja tahu hal itu. Disamping ia malu karena semua orang mungkin memperhatikan aksi Ho Goo.

Mereka berpisah didepan kereta yang akan mengantarkan Ho Goo pulang.  Ho Goo mendoakan semoga operasinya berjalan lancar. Ia juga menasehati Do Hee untuk tidak terlalu cemas. Seakan tidak rela berpisah begitu saja, ia bertanya-tanya kemungkinan ia bisa menjenguk Do Hee. Tapi melihat reaksi Do Hee yang tidak mengiyakan ataupun menolak, akhirnya Ho Goo mengambil kesimpulan bahwa mungkiin ia tidak bisa atau tidak boleh. Lagipula pasti sudah ada wartawan dan pelatihnya. *aaah….urri Oppa ini positif thinking banget, mikirin orang lain lebih dulu *hug*

Do Hee memberikan medali perak yang ia dapat dari pertandingannya baru-baru ini. Ia berpesan supaya Ho Goo mengembalikannya saat Natal nanti. Meski alasannya karena tasnya berat juga ia membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan membaca buku-buku komik yang dipinjam dari Ho Goo.

Jika medalinya harus dikembalikan waktu Natal, bukankah artinya mereka harus bertemu dihari Natal kan??

*itu sih alesaaannya Do Hee,,, bilang aja gk rela pisah,,, trus pingin ketemu lagi…aaaah gemes deh liat mereka. After kissing harusnya hubungan mereka ada sesuatunya ya kan?kan? ^^.*

Dan itulah kejadian yang membuat Ho Goo senyum-senyum sendiri didalam kereta saat mengingatnya. Ho Goo menahan euforia nya karena masih dalam transportasi umum, tapi mau tak mau penumpang di sebelah melihatnya aneh tingkahnya itu.

Masih disekitar stasiun, Do Hee tak sengaja melihat ahjuma yang satu bus dengannya ada disana. Sedang beraksi menabrak orang lain dan mengambil dompet orang itu. Dia hanya melihatnya saja, bereaksi seolah ‘tuh kaaan…dugaanku benar tentang ahjuma itu’.

Ketika di toilet mereka bertemu lagi *jodoh kali ya*. Do Hee menyindir ahjuma yang mulai bekerja pagi-pagi sekali. Melihat Do Hee disebelahnya dan merasa terancam, ahjuma itu melarikan diri. Tapi Do Hee bisa menghentikannya, lalu mendesaknya ketembok. Ahjuma mencoba mengancam untuk melaporkan aksi Do Hee itu ke polisi. Tentu saja itu bukan ancaman bagi Do Hee karena selain ahjuma itu tidak memiliki bukti juga karena laporan itu pasti akan berbalik makan tuan.

Do Hee menuliskan sesuatu ditelapak tangan ahjuma. Do Hee berkata tidak akan melaporkan ahjuma dengan syarat ahjuma itu harus mengembalikan uang temannya yang dicopet dibus ketika bertukar kursi dengan ahjuma. Dan itu sebesar 300ribu won.

Do Hee juga berkata harusnya ahjuma malu pada diri sendiri, karena saat ini bayinya sedang melihatnya. Setelahnya mengatakan hal itu ia berlalu pergi meninggalkan ahjuma.

“Malu soal apa?” teriak ahjuma yang menghentikan langkah Do Hee.

Dengan menggebu-gebu serta mata berkaca-kaca ahjuma itu berkata jika ia tak malu melakukan hal itu, pencopetan itu. Baginya yang seorang ibu tunggal tanpa tempat bersandar ataupun keluarga, itulah yang bisa ia lakukan. Setidaknya bayinya tidak sekarat karena kelaparan. Meski hidupnya kotor tapi ia akan berusaha yang terbaik untuk bayinya.

Dan taukah apa yang paling memalukan? Meninggalkan bayimu sendirian.

Do Hee terpana mendengar kata-kata hebat dari ahjuma dan merasa akan runtuh sesaat karenanya. (baca: Do Hee tersentuh dan hampir menggagalkan aborsi)
 Ia berbalik pergi tapi lagi-lagi dihentikan ahjuma yang mengenalinya sebagai perenang Do Do Hee. Dengan ramah dan senyum Do Hee menawarkan tanda tangannya ke ahjuma.

Sesampainya di Seoul, Ho Goo tidak langsung pulang kerumah melainkan kekantornya. Dengan takut-takut Ho Goo meminta maaf pada Chung Jae karena datang telat dan mengajak Chung Jae serta Tae Hee makan jika mereka belum makan.  Ho Goo langsung mendapat tanggapan sinis dari mereka yang asyik sibuk sendiri membicarakan pekerjaan tanpa mengacuhkan Ho Goo.
Chung Jae berkomentar bahwa mereka tidak perlu makan bersama. Lagipula menurut Tae Hee mereka terlihat tidak seperti berteman. Mereka hanya rekan kerja. *Ha….  Ceritanya ngambek niih,,, atau jealous,, atau……???*

“Aku bersama seorang wanita semalaman” kata Ho Goo antara pasrah dan menanti reaksi teman-temannya.

Mendengar berita itu, Chung Jae dan Tae Hee serta merta bangkit dari kursi dan tiba-tiba saja jadi antusias soal makan bersama.

Ditengah-tengah makan dikedai, mereka hanya bisa melongo kaget dan tak percaya mendengar Ho Goo bercerita mengenai ia sudah berciuman dengan seorang wanita. Sementara Tae Hee bertanya menegaskan jika itu bukan hanya sekedar patukan dan benar-benar ciuman, Chung Jae malah meragukan keaslian dari jenis kelaminnya. Apakah benar-benar wanita yang mempunyai kaki dan tangan serta bisa bicara, bukan…. Dengan mempraktekan membentuk dada yang besar aka payudara, Chung Jae kembali menegaskan kebenaran akan hal itu, bahwa itu benar-benar seorang wanita, wanita sungguhan. *aah…dasar omblo sejati >.< errr*

 Ho Goo membenarkan tapi ia tak bisa mengatakan wanita itu siapa karena mereka belum resmi pacaran. Lagipula Ho Goo juga memikirkan tentang situasi wanita itu.

Tae Hee kembali membahas tentang ciuman. “Bagaimana rasanya?”

“Rasanya seperti lebah berbisik ditelingaku” ujar Ho Goo melamun sambil senyum-senyum. Yang langsung mendapat pandangan iri dari Chung Jae maupun Ho Goo.

Mereka berdua langsung berteriak memanggil pemilik kedai untuk menambah pesanan. Chung Jae berkata bahwa hari ini Ho Goo yang harus bayar karena (ciuman) itu seperti hadiah undian.

Tapi Tae Hee masih penasaran apa maksudnya lebah berbisik ditelinga. Apakah rasanya seperti saat telinga ditiup? Sambil meniup telinga Chung Jae sampai akhirnya dia kena tamparan. Tapi Chung Jae tidak berani melanjutkan omelannya karena melihat otot bisep Tae Hee.

Pulang kerumah, Ho Goo mengendap-endap membuka gerbang takut didengar keluarganya. Tapi ia begitu dikejutkan dengan spanduk besar yang menggantung didepan kamarnya, bertuliskan “Kang Ho Goo, selamat untuk malam pertamamu diluar”. Ho Goo tersenyum bahagia sekali.

Do Hee mendatangi sebuah klinik dipinggir pantai, disitu terlihat papan bertuliskan ‘Seo Tae Ji’. *Ha…jadi keinget insiden sama anak SMA XD*
Do Hee menarik nafas dalam-dalam menguatkan diri lalu masuk klinik tersebut. Di dalam terlihat sepi sekali karena hanya ada seorang nenek yang menjaga di depan, itupun sambil terkantuk-kantuk. Bahkan Do Hee harusnya memanggilnya beberapa kali.
Do Hee langsung dipersilahkan masuk keruang dokter karena memang tidak ada antrian sama sekali.

Seorang dokter laki-laki yang sudah agak tua melakukan pemeriksaan USG pada Do Hee. Ia berkomentar Do Hee yang tidak peka karena sekarang usianya sudah 13minggu. Jika memang Do Hee ingin mengaborsi, ia menyarankan untuk dilakukan secepatnya. Do Hee beralasan jika menstruasinya cenderung tidak menentu, tanpa menjawab kapan ingin aborsi itu dilakukan.

Do Hee melihat layar monitor dan berkomentar tentang janinnya yang terlihat sangat kecil. bahkan tampak seperti beruang. Sang dokter menyarankan untuk tak melihatnya jika ingin diaborsi.
Do Hee lagi-lagi mengalihkannya dengan menanyakan kembali nama dokter itu apakah benar ‘Seo Tae Ji’. Tentu saja! Sang dokter menunjukkan papan nama dimejanya. Memangnya kenapa? Apakah ada ‘Seo Tae Ji’ lain? Do Hee membenarkan, bahkan ia bertanya tak percaya dokter itu tidak tahu ‘Seo Tae Ji’ penyanyi terkenal itu. 

Dokter ‘Seo Tae Ji’ melihat note dimejanya, berisi tulisan juga logo kantor  pengacara Byung Kang Chul. Ia berkomentar pasti karena note itu Do Hee dirujuk kepadanya.

“Jadi, kapan kau akan melakukan operasinya?”

“Dokter,…kemarin aku minum soju 2 teguk. Rasanya aku minum sesuatu yang sia-sia” ujar Do Hee sambil terus memandangi bunga sakura diiluar jendela.
*bukankah ini jawaban Do Hee yang artinya ngebatalin aborsi??...yaaa itu bagus…*

Beberapa bulan telah berlalu dan musim telah berganti. Meski Ho Goo masih melakukan kegiatannya seperti biasa tapi ia tidak lupa tentang janji bertemu dengan Do Hee dihari Natal. Selama ini ia mencoba untuk terus mengirim pesan tapi tak ada balasan. Ia juga ingin menelpon tapi ia tak melakukannya, bagi Ho Goo mereka sudah berjanji untuk saling bertemu. Menurutnya itu berarti hanya menunggu dan tidak saling menghubungi sampai hari itu tiba.

Tapi bagaimanapun Ho Goo tetap khawatir hingga ia berandai-andai jika operasinya tidak lancar atau penyakitnya ternyata besar.  Dia tidak punya cara untuk mengetahuinya, bahkan tidak dari media sekalipun, seolah Do Hee menghilang.

Ho Goo teringat kembali percakapannya di stasiun tentang penyakitnya Do Hee tersebut. Ia buru-buru masuk kamar adiknya, Ho Kyung untuk mengkonfirmasinya. Apakah adiknya tau apa ‘Hemmorhoid’, apakah itu semacam kista kecil?
Ho Kyung berkata jika ia pernah melakukan operasi  itu tahun lalu. Ho Goo merasa tercerahkan, karena artinya Do Hee akan baik-baik saja setelah operasi.

Tapi esoknya ketika naik kereta, ia duduk cemberut. Mungkin sih ya… bertanya-tanya alasan kenapa Do Hee tak menghubunginya, apalagi ia yakin Do Hee baik-baik saja setelah melihat adiknya. Lagipula mereka pernah kissing-deep kissing, bukankah seharusnya mereka punya hubungan? Entahlah,  Ho Goo galau… Meski begitu dia gak lupa untuk menjadi baik hati seperti biasa, ketika ada seorang nenek yang berdiri dia langsung memberikan kursinya untuk si nenek.

Ho Goo duduk dipinggir lapangan, menunggu pelatihnya Do Hee. Ia memberi isyarat bahwa dialah yang menelpon pelatih. Pelatihnya memastikan Ho Goo adalah teman Do Hee, ia juga menanyakan dimana Do Hee. Tapi Ho Goo merasa pertanyaan itu ia yang pantas menanyakannya.

Karena sama-sama tidak tahu dimana Do Hee, pelatih hanya menghela nafas kesal. Pada akhirnya pelatih malah curhat pada Ho Goo, bagaimana Do Hee melakukan apapun yang ia mau. Padahal hanya operasi hemmorhoids, tapi Do Hee mengemasi semua barangnya dan menghilang berbulan-bulan tanpa kabar apapun setelahnya. Dan hanya berkata akan kembali setelah hari Natal, memangnya Do Hee itu Santa Claus??

Ho Goo setuju dengan pelatih. Lagipula operasi hemmorhoids tidak butuh waktu sampai 6 bulan. Dengan pandangan kosong ia menambahkan jika Santa tidak akan datang setelah Natal, harusnya datang sebelum Natal. Ia juga mendengar Dr. Shubai Cha hanya merawat orang berpenyakit Lepra. Mendengar itu pelatih hanya melihat aneh kearah Ho Goo.

Lalu Ho Goo tersadar jika ia mau mengembalikannya uangnya. Ia menjelaskan bahwa pelatihlah yang waktu itu memberikan pinjaman ketika ia kehilangan uang bersama Do Hee di Yeoso. Mendengar hal itu semakin membuat pelatih curiga melihat Ho Goo. Ia bertanya-tanya benarkah Ho Goo yang pergi ke Yeoso bersama Do Hee.

Pelatih lalu menasehati Ho Goo untuk tidak membodohi diri sendiri dengan berfikir bahwa Ho Goo dan Do Do Hee ada sesuatu. Bagaimanapun Do Hee bukan tipe orang yang bisa melakukan sesuatu dengan orang seperti Ho Goo. Dia adalah sebuah harta nasional. Pasti Ho Goo tau bagaimana kehidupan sebuah harta kan? Ehmm…tidak perlu dijelaskan, banyak pria yang akan dipukulnya.  Apa Ho Goo pikir bisa mengatasinya?? Lalu ia bangkit dan pergi meninggalkan Ho Goo setelah memastikan jumlah uangnya tepat.
*maksudnya Do Hee adalah pribadi yang tangguh, seorang atlet nasional yang sudah tentu akan dengan mudah mendapatkan pria yang lebih baik, jauh lebih baik dari Ho Goo. Bisa dibilang Ho Goo bukanlah apa-apa, apalagi melihat tampilan Ho Goo juga sikapnya, bisa dibilang Ho Goo bukanlah pria yang diinginkan. *
 
"Rasanya seperti aku ditikam"
Ketika pulang Ho Goo terduduk lesu didalam kereta , didepannya duduk dua orang yang sesuai dengan gambaran dirinya semasa kecil bersama Ho Kyung.

"Banyak yang terjadi saat Ho Kyung dan aku berbagi selimut saat masih kecil.
Saat aku bermimpi dimalam hari, Ho Kyung akan menyikuku dengan sikunya
Dan aku akan terbangun karena itu. Setelah aku bangun, aku hanya akan duduk diatas selimut
Dan kebingungan. Karena aku tidak percaya kalau aku terbangun dari mimpiku.
 Kau selalu bangun dari mimpimu seperti itu
"
"Saat momen yang paling indah. Tapi….kenapa dia ingin menemuiku di hari Natal?"
Seorang ibu hamil masuk gerbong, dan seperti biasa Ho Goo yang baik hati bangkit dari duduknya dan mmberikan kursinya untuk si ibu hamil. Tanpa melihat siapa si ibu, dia berpindah ke dekat pintu.
*itu kan Do Hee.....selalu deh yaa.... Ho Goo ini gak peka sekitar. Persis kejadian di tempat rental buku-buku komik dulu....errrrr....*
"Bagaimanapun….mungkin lebih baik terbangun dari mimpimu"
"Kurasa aku terbangun….tapi ini masih dalam mimpi.
Meski aku ingin terbangun dari mimpi,
tak peduli seberasa keras kucoba, aku tak bisa"
"Ada mimpi seperti itu. Apa orang…menyebutnya dengan mimpi buruk?"
 
"Namaku Ho Goo.......Kang Ho Goo"









Sampai jumpa next episode …………..^^


Comments

Post a Comment

Mohon kerja samanya untuk tidak mengcopy-paste tulisan ini demi menghargai kerja keras dan pengorbanan waktu yang dimiliki author. Apabila ingin men-share tulisan ini cukup cantumkan link aktifnya tanpa menyertakan tulisannya.

Bagi semua yang sempat mampir blogku, harap tinggalkan komentar agar bisa membantu memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada.

Terima kasih semuanya *bungkuk 45 derajat*
Annyeong....