Sinopsis Ho Goo’s love Episode 2 Part 1


 [Mohon kerja samanya untuk tidak mengcopy-paste tulisan ini demi menghargai kerja keras dan pengorbanan waktu yang dimiliki author. Apabila ingin men-share tulisan ini cukup cantumkan link aktifnya dan tidak meng-copy nya. Terima kasih sebelumnya.]


Note: gambar menyusul ^^
Di rumah, Chung Jae masih membahas mengenai lampu hijau seorang wanita. Ibu dan Ayah Ho Goo sudah bergabung. Ibu beranggapan bahwa pantai adalah babak terakhir permainan. Bahkan ibu dan ayah juga begitu hingga pada akhirnya menikah. Walaupun menurut Ho Kyung sebenarnya ayahlah yang menginginkan pergi kelaut dan ibu yang berinisiatif membawanya kelaut. Ponsel Ho Kyung berbunyi, ia segera masuk kamar untuk menerima telpon.


Chung Jae masih tidak mengerti bagaimana pergi kelaut bisa disebut kencan. Lalu Ibu melanjutkan penjelasannya walaupun ia yakin untuk orang setingkat Chung Jae tidak akan paham sekalipun. Poin terpentingnya bukan karena pergi ke pantai, bahkan jika hanya ke hutan dibelakang rumah sekalipun yang harus dilakukan adalah menghabiskan malam bersama,maksudnya tidak pulang kerumah.  Chung Jae hanya bisa bengong mendengarnya. (LOL)



Sementara Ho Kyung yang sudah selesai dengan telponnya keluar kamar lemas. Ia memanggil ayahnya dan berkata jika ia menerima telpon dari Ho Goo. Ayah meminta Ho Kyung menceritakan apa yang dikatakan Ho Goo tapi Ho Kyung hanya memanggil-manggil Oppa…Kang Ho Goo… saja sampai membuatnya ibunya berteriak kesal. Ho Kyung  sesak nafas, seakan tidak bisa mengatakannya dan hanya terus menerus memanggil kakak tertuanya.

 Chung Jae yang masih disitu terlihat kaget dan menduga-duga Ho Goo kecelakaan mobil.  Tak ayal Ayah dan ibu langsung panik mencari kunci mobil, bergegas keluar rumah diikuti Chung Jae. Ibu sudah membuka pintu ketika Ho Kyung kembali berkata “Oppa….Kang Ho Goo…..kakakku….Tidak akan pulang ke rumah malam ini”
Mereka akhirnya bernafas lega meski terkejut dengan berita itu.


Yang mereka bicarakan, Ho Goo sedang berada diloket membeli tiket bus untuk pergi ke Yeoso dengan Do Hee. Setelah mendapatkannya ia kembali ke tempat duduk Do Hee, menawari makan atau minum tapi semua ditolak Do Hee. Ho Goo lalu pamit untuk membeli air minum. Ia berjalan biasa tapi sedikit (digagah-gagahin) *ehh...bahasa apa ini, smoga ngerti XD* menuju market yang tak jauh dari situ, meski ia sebenarnya langsung menuju toilet pria dan duduk lemas bersandar tembok. Ho Goo bingung dan panik karena tak menyangka akan pergi sama Do Hee. Berkali-kali ia mensugesti dirinya sendiri  untuk fokus dan mengendalikan pikirannya.



Seorang pria yang juga ada disitu lalu memberikan kartu namanya “[Pria Sesungguhnya]” pada Ho Goo sambil menepuk-nepuk bahunya. Entah apa maksudnya, tapi Ho Goo tetap menerimanya sambil melongo tak mengerti. Ponselnya berbunyi, telpon dari Ho Kyung.


 Ho Kyung bertanya dimana kakaknya berada, juga apakah ia bersama seorang wanita? Tentu saja dijawab tidak oleh Ho Goo, meski percuma karena Ho Kyung yakin jika Ho Goo memang bersama wanita. Tanpa menghiraukan omongan Ho Goo, ia menasehati Ho Goo untuk tidak melakukan hal-hal yang akan dilakukan Ho Goo. Kenapa?
Karna, ketika Ho Goo ingin melakukan sesuatu maka biasanya Ho Goo akan menghabiskan banyak uang. Chung Jae yang sejak awal disamping Ho Kyung tidak setuju dengannya, tapi Ho Kyung tetep keukeuh. Menurutnya jika Ho Goo bisa melewati tahap pertama ini, selanjutnya ia akan baik-baik saja.

Dan benar saja, bukannya menuruti nasehat Ho Kyung, malah sekarang Ho Goo sudah berada di mesin ATM hendak mengambil semua uangnya yang yang sebesar300ribu won.


Kini Ho Goo dan Do Hee sudah duduk dalam bus menuju Yeoso, mereka terdiam canggung. Seorang ibu menjatuhkan botol susu anaknya. Seperti biasa Ho Goo yang baik hati mengambilkannya, bahkan sempat menggosokkan botol itu ke lengan bajunya untuk menghilangkan kotoran yang menempel. (Duh….baik banget oppa satu ini ^^)


Ho Goo mengulurkan seat belt pada Do Hee, memintanya untuk mengenakan sabuknya. Lalu dia seakan teringat nasehat Ho Kyung.
Dalam bayangannya, Ho Kyung berkata sambil diiringi musik jaman Joseon, bahkan mereka mengenakan atribut pakaian yang mencerminkan pakaian jaman dulu. (Ho Kyung pake kipas yang dimiringin diatas kepala seolah ia Gisaeng, Ibu menggunakan rak jemuran sebagai Gayageum, Ayah meniup toples berisi centong sayur sebagai seruling, dan Chung Jae pake topi Samo sambil memukul wadah sebagai gendang)
“Hal-hal yang tidak boleh kau lakukan saat menghabiskan malam dengan seorang gadis. Nomor satu : Tutuplah mulutmu. Jika kau ingin melakukan sesuatu untuknya, jangan bertanya, lakukan saja. Tidak ada gadis yang suka saat pria mencoba berbicara padanya. “


Merasa tercerahkan oleh nasehat Ho Kyung, Ho Goo lalu menarik sabuknya  untuk dipasangkan diperut Do Hee tapi tidak bisa karena terlalu pendek dan tidak menjangkau sisi lain tubuh Do Hee. Do Hee melihat aneh pada apa yang dilakukan Ho Goo jadi dia bertanya apa yang sedang Ho Goo coba lakukan. Ho Goo bingung mau menjawab apa, ia menunjukkan sabuk yang ditarik-tariknya sejak tadi. Do Hee paham, lalu menunjukkan perutnya yang sudah terpasang sabuk pengaman. Merasa malu, Ho Goo lalu memasang sabuk pengaman yang ternyata adalah miliknya. (LOL)



Seorang ibu yang sebelumnya menjatuhkan botol susu, terantuk kedepan hampir jatuh jika Ho Goo tidak menahannya. Ia teringat kembali dengan perkataan Ho Kyung. Membayangkan Ho Kyung dan Chung Jae menari sambil bernyanyi lagu hip hop, bahkan mereka mengenakan atribut ala penyanyi hip hop. Ibu dan ayah juga ikut menari jauh dibelakang mereka.
“Hal kedua yang tidak seharusnya kau lakukan saat bersama seorang gadis, yo. Lihatlah, yo! Jangan pernah biarkan dia merasa bosan. Pastikan dia merasa senang, yo yo yo.”

Ho Goo menggelengkan kepalanya tersadar, ia lalu menawarkan untuk mendengarkan musik pada Do Hee. Do Hee setuju. Ia mengeluarkan MP3 dan memberikan salah satu earpiecenya pada Do Hee dan satu untuknya. Musik mulai mengalun lembut. Mereka mendengarkannya sambil tersenyum.
Do Hee berkata jika ia menyukainya. Ho Goo juga.


Dirumah, ayah dan ibu berdansa diiringi lagu itu sambil membawa-bawa lampu tidur. (cieee…biar romantis, tapi emang romantis sih ayah-ibu ini ^^) Ayah khawatir akankah Ho Goo melakukannya dengan baik. Ibu yakin Ho Goo bisa karena ia mewarisi sifat ibunya (err….mewarisi sifat apa?? XD)
Ayah berharap Ho Goo tidak melakukannya seperti binatang, sekali lagi ibu yakin Ho Goo tidak akan seperti itu. Karena ia mewarisi ayahnya.

Sementara di rooftop, Chung Jae berteriak iri pada Ho Goo yang beruntung. Ia merasa Ho Goo akan melepaskan status jomblo malam ini. Tapi Ho Kyung tidak sependapat, ia meremehkan Ho Goo yang mungkin tidur duluan. Lalu menyuruh Chung Jae untuk menunggu dan melihat bagaimana esok.


Benar saja, Ho Goo tertidur di tempat duduk belakang menggantikan ibu yang menggendong bayinya. Sementara Do Hee masih mendengarkan musik ditempatnya semula, disampingnya ada ibu itu yang tertidur menjatuhkan kepalanya dibahu Do Hee.
Do Hee melihat Ho Goo pasrah dan berkata dalam hati “Namanya Ho Goo. Kang Ho Goo” .


Judul : “ [Mari berikan tempat duduk kita pada ibu hamil dan menyusui] ”

Bus tiba di terminal Yeoso, Ibu tadi meminta maaf pada Do Hee karena dirinya Do Hee tak bisa duduk disamping kekasihnya. Ho Goo tersenyum malu-malu sambil meilirik Do Hee, ia membatah mereka berpacaran.  Tapi ibu itu tak percaya menurutnya semua orang akan bilang ‘teman’ ketika baru memulainya (dalam masa PDKT).

Si ibu melihat wajah Do Hee dan berkomentar jika kekasih Ho Goo mirip sekali dengan atlet renang Do Do Hee yang selalu memenangkan medali perak. (Gak tau nih si ibu, itu kan emang Do Do Hee). Do Hee terlihat kesal meski mengiyakan perkataan si ibu. Si Ibu membual jika ‘Do Hee’ kampung halamannya di Yeoso, bahkan mengatakan jika mereka tinggal dikomplek apartement yang sama. Ia memuji kekasih Ho Goo terlihat lebih cantik dari Do Hee. Do Hee hendak membantah omongan si ibu. tapi Ho Goo segera menghentikannya karena takut ketahuan jika Do Hee ini memang atlet renang yang sedang dibicarakan.

Tak sengaja dompet yang dipegang si Ibu terjatuh. Ho Goo mengambilkannya. Ibu pamit pergi duluan. Setelah itu Ho Goo berkomentar jika dompet ibu tadi mirip sekali dengan miliknya. Sementara Do Hee masih tidak terima atas bualan ibu itu.


Mereka naik taxi menuju pantai. Do Hee mengeluarkan kepalanya di jendela sambil berteriak-teriak layaknya anak kecil. Ho Goo hanya tersenyum saja, sedangkan pak sopir khawatir Do Hee kedinginan jika terus seperti itu. Tapi Do Hee malah menantang, Kenapa tidak?
Pak sopir berkelakar apa artinya udara dingin saat remaja dimabuk cinta? Ha.

Lagi-lagi Ho Goo membantah jika mereka berkencan, tapi diabaikan oleh mereka. Do Hee seolah membenarkan dan berkata jika diluar rasanya seperti musim panas. Lalu pak sopir menanyakan pendapat Ho Goo mengenai itu. Ho Goo malu-malu menyetujuinya.



Menurut pak sopir mereka terlihat sangat senang. Ia menawarkan untuk menyanyikan sebuah lagu. Ia mulai bernyanyi diikuti Do Hee yang menirukannya. Ho Goo lalu berbisik meminta pak sopir untuk melajukan mobil lebih kencang. Pak sopir mengomentari Ho Goo yang terlihat ingin memenangkan hati seorang wanita. Maka ia akan melakukannya (melajukan mobil lebih kencang).

Mobil melaju kencang diiringi teriakan norak Do Hee yang melihat sisi jalan terheran-heran dan bertanya-tanya kapan bangunan-bangunan itu dibangun. Argo taksi menunjukkan angka 33.360 won, Ho Goo melihatnya shock. Lalu meraba saku celananya mencari dompet tidak ketemu. Ia panik dan mulai mencari-cari diseluruh saku, tas juga bawah tempat duduknya, tetap tak ada. Do Hee heran melihatnya, ia bertanya ada apa. “Dompetku hilang”


Srrrtt……Mobil direm mendadak. Pak sopir membiarkan mereka mencari bersama-sama. Setelah itu Do Hee menyadari sesuatu, bukankah Ho Goo tadi bilang kalau dompet milik ibu-ibu tadi mirip dengan miliknya. Sudah pasti itu copet. Do Hee lemas mengetahui kenyataan itu. Melihat Ho Goo tidak percaya kemungkinan ibu itu pencopet karena ia memiliki bayi, Do Hee lalu berkata “Apa pencuri tidak punya bayi? Apa guru tidak bisa buang kotoran? Aish…Kau ini bukan anak SD”

Ho Goo menghentikan Do Hee saat ia menyadari gelagatnya yang akan membayar. Baginya prialah yang seharusnya membayar. Do Hee berkata bahwa orang yang punya uanglah yang membayar. Pak sopir yang tidak mau rugi pun setuju dengan pendapat Do Hee.  Uang tidak seharusnya jadi masalah besar saat berkencan, itulah yang jadi masalah dalam masyarakat selama ini. Orang seharusnya tahu bagaimana menjadi romantis. Romantis dan penuh kasih sayang. Dengan begitu dunia menjadi indah. Ia juga menasehati mereka supaya tidak bertengkar karena uang.

Setelah lama mencari, Do Hee menatap Ho Goo kaget dan sedih ternyata dompetnya juga tidak ada. Artinya mereka berdua sama-sama kecopetan. Mendengar itu pak sopir menjatuhkan kepalanya diatas kemudi. Lalu ia bangkit, melototi mereka dari kaca depan. “Penumpang yang terhormat…….Kalian menempatkanku dalam situasi sulit jika begini”. (hihi…serem .. XD…)



Di kedai, Tae Hee dan teman-temannya melanjutkan ronde kedua reuni mereka, mereka sudah mulai mabuk. Young Bae bertanya keberadaan Ho Goo pada Tae Hee. Ia tak percaya semua orang menganggap reuni sekolah Mansae hanya dianggap lelucon. Yang satu kabur dan yang lainnya tertidur. Ia menyalahkan Byun Kang Chul sebagai ketua sekolah yang menyebabkan mereka semua terpisah. Young Bae menelpon Kang Chul.

Salah satu dari ketiga ponsel itu berbunyi. Gong Mi yang tertidur diatas meja mengangkat telpon, berkata ramah “Selamat datang di firma hukum Gap and King”. Suara diseberang telpon berteriak memanggil Kang Chul, suara Young Bae.
Masih dengan mata terpejam  Gong Mi menyahut “Byung Kang Chul? Ya, bajingan ini adalah ketua sekolah. dan anda ingin tahu kenapa dia tidak pergi ke acara reuni sekolah kan? Akan saya sampaikan saat dia datang bekerja. Hati-hati, jangan minum terlalu banyak.” Begitu telpon ditutup, Gong Mi bangkit berdiri kesal dan marah.  Ia meraih surat-surat dan mengetuk pintu kantor Kang Chul dengan keras.



Gong Mi lalu membuka pintu dengan kesal tapi kemudian tersenyum ramah pada Kang Chul. Ia memanggil Kang Chul berkali-kali tapi tidak dijawab hingga akhirnya ia berteriak. Baru Kang Chul mau mendongakkan kepalanya dan mematikan musik yang diputar dengan kencang. Ia menanyakan tujuan Gong Mi.


Gong Mi memberikan surat-surat yang diterima hari ini dan melaporkan telpon-telpon yang masuk mencari Kang Chul. Bahkan telpon dari teman sekolahnya sampai 4 kali. Kang Chul memisahkan surat-surat itu dalam kategori merah, kuning, dan hijau. Ia meminta Gong Mi memasukkannya dalam kotak sesuai kategorinya.

Kang Chul heran pada Gong Mi yang belum pulang padahal sudah larut malam. Sambil menahan kesal, Gong Mi menjelaskan bahwa ia sudah memberikan laporannya dari 4 jam yang lalu tapi bosnya itu tidak mau mendengarkan sampai pekerjaannya diselesaikan. Jadi ia menunggu hingga tertidur. Tanpa merasa bersalah Kang Chul menyuruhnya pulang. Gong Mi hanya bisa mendelik kesal dan mengiyakannya saja.

Ia lalu teringat sesuatu dan mengambil note dibalik jaketnya dan memberikannya pada Kang Chul. Sebuah nomor telpon dari seorang mantan pacar. Kang Chul menandai merah pada notes itu lalu memutar musiknya kembali dan menghadap layar monitornya kembali.

Young Bae masih marah karena telponnya diterima oleh sekretaris Kang Cul. Tae Hee penasaran apakah Kang Chul benar-benar seorang pengacara?
Teman lainnya membenarkan, bukan hanya seorang pengacara biasa. Tapi pengacara yang sangat sukses dengan gaji jutaan. Young Bae merasa akhirnya ia bisa melihat perbedaan kalangan atas dan kalangan bawah. Tae Hee tak percaya Young Bae baru menyadarinya. Ia meratap sedih pada kenyataan Kang Chul yang  selalu diatas, sementara mereka terlahir untuk berada diujung, dibawah.



Mereka lalu membahas kemungkinan Kang Chul yang masih berkencan dengan Do Hee. Tapi Young Bae merasa itu tidak mungkin, level mereka berbeda. Bahkan pengacara sekalipun tidak cukup pantas untuk menjadi kekasih Do Hee. Mereka melihat iklan minuman yang diperankan oleh Do Hee. Tae Hee kembali bertanya-tanya dimana Ho Goo. Young Bae menjawab mungkin Ho Goo tertidur digubuk disuatu tempat. (Ha…Gak tahu mereka. Ho Goo yang bukan siapa-siapa, bukan pengacara juga taunya lagi kencan sama Do Hee yang levelnya berbeda ;p)

Ho Goo dan Do Hee berjalan menyusuri jalan diatas jembatan. Mereka akhirnya ditendang keluar dari taxi. Ho Goo ngedumel tak percaya pak sopir bisa melakukan hal seperti itu. Tapi Do Hee tak mempermasalahkannya dan berkata jika ia ingin minum.
Ho Goo merogoh saku dan menemukan uang  500won. Ia menoleh kearah Do Hee yang kesakitan sambil memegang perutnya.
“Do Hee-ah, kau kenapa? Apa kau mau BAB?” (*huft….. Bisa aja kepikiran gitu. Aku sih pasti gk punya pikiran menjurus kesana. Ha ha ha)


Do Hee berteriak kesal pada Ho Goo yang masih bisa bercanda disaat seperti sekarang. Tapi Ho Goo serius, menurutnya Do Hee selalu kesusahan saat sekolah karena sembelit. Do Hee semakin mendelik tak percaya saat Ho Goo masih mengingatnya. Ia menyalahkan Ho Goo atas semua hal yang terjadi. Mereka kecopetan karena Ho Goo menukar tempat duduknya.  Do Hee meratap jika ia membutuhkan uang itu. Ho Goo merasa bersalah, ia bertanya berapa uang Do Hee yang ada didompet itu. Sekitar 30ribu won. Ho Goo berkata miliknya 300ribu won. Do Hee berteriak kaget.



“Apa? Kenapa? Apa kau kemari mau membeli pulau? Siapa yang membawa uang sebanyak itu larut malam begini? Aigooo…… Benar-benar!”

Ho Goo bercanda bagaimana bisa membeli pulau dengan uang 300ribu won.

Sepasang kekasih anak SMA yang masih memakai seragam melewati mereka. Kekasihnya bertanya pada gadis itu apakah ia tidak kedinginan (yang jadi si gadis nama aslinya Do Hee, dipanggil ‘Do Hee asli’ aja yaa). ‘Do Hee asli’ menjawab tidak, ia lalu menanyakan balik pada kekasihnya itu. Kekasihnya membual jika ia tidak akan kedinginan selama bersama ‘Do Hee asli’. Tiba-tiba kekasihnya jongkok dan meminta ‘Do Hee asli’ untuk naik punggungnya *piggyback ^^.


Ho Goo dan Do Hee memperhatikan mereka dengan tertarik. Pada awalnya ‘Do Hee asli’ tidak mau tapi akhirnya ia naik juga. Kekasihnya menggoda ‘Do Hee asli’ bahwa ia merasa berat sekali. ‘Do Hee asli’ cemberut, ia bertekad akan diet ketika mereka pergi kuliah dan berencana untuk mengabaikan kekasihnya itu. Kekasihnya membalas dengan cara menghasilkan banyak uang lalu mencampakkan ‘Do Hee asli’. ‘Do Hee asli’ memanggil Gi Jae (aaah… ketahuan juga namanya J ). Ia berharap Gi Jae tidak menjadi kaya, dan ia juga tidak akan menjadi kurus. Gi Jae membenarkan, tentu saja … ia akan jadi pengemis sementara ‘Do Hee asli’ jadi babi.

Do Hee berpendapat mereka manis sekali. Apapun yang dilakukan di usia itu manis. Ho Goo membenarkan.
“Benar, manis. Kau sangat manis apapun yang kau lakukan. Kau sangat manis, Do Do Hee”
Ia mengatakannya seolah tanpa sadar jika ia sedang bersama Do Hee.



Flashback

Di masa SMA, Do Hee yang mengenakan pakaian olahraga sedang melakukan pemanasan dengan memutar-mutar pergelangan kakinya. Ia juga menguncir rambutnya yang semula tergerai. Semua anak laki-laki yang melihat terkagum-kagum padanya tidak terkecuali Ho Goo. Guru olahraga datang dan mengumumkan jika hari ini mereka akan bermain menendang bola. Ia meminta ketua kelas, Bae Young Bae untuk memilih kelompoknya.





Kelompoknya berteriak menyemangati Young Bae. Ia lalu menendang bolanya yang langsung bisa ditangkap oleh Do Hee sebagai penjaga gawang. Mau tidak mau Young Bae ‘out’.
Bola kembali ditendang namun lagi-lagi Do Hee bisa menangkapnya. Begitu seterusnya. Salah satu kelompok Young Bae berkata bahwa Do Hee tidak hanya cantik tapi juga mahir dalam olahraga.


Flashback End



Di kantornya Kang Chul masih serius bekerja mengetik dikomputernya. Sekretaris Gong Mi membuka pintu kantor Kang Chul untuk berpamitan pulang meski dirasa Kang Chul ia tak perlu mengatakan padanya. Gong Mi menambahkan jika mantan pacar Kang Chul sangat cantik, tapi kenapa bisa putus?
Kang Chul berhenti mengetik dan terdiam membayangkan masa lalu.


Flashback

Do Hee menendang bolanya dengan keras sehingga melambung tinggi dan jauh. Itu memberikan banyak waktu bagi anggotanya untuk berputar (kayak maen bisbol, tapi  ini pake bola besar). Ho Goo sudah tiba di pos selanjutnya, sedangkan Tae Hee malah terjatuh sebelum tiba di posnya. Tae Hee akhirnya out.

Do Hee kesal, ia lalu memerintahkan anggota dalam kelompoknya agar berlari cepat. Ia mengintruksikan arah mana yang sebaiknya mereka tuju sambil menunjuk-nunjuk anggotanya gemas. (Dan keluarlah sisi yang sebenarnya alias sisi menyebalkan dari Do Hee padahal biasanya dia cantik, anggun dan dingin.) Semua siswa merasa tak percaya melihat sikap Do Hee. Apalagi saat Do Hee shooting bola dan berkali-kali pula bola terlempar jauh hingga home run. Bahkan guru olahraga hanya bisa melongo tak percaya.


Saat Do Hee berlari atas kemenangannya sambil membuka jaket dann terlihat hanya bra olahraganya saja, semuanya kembali bengong. Lalu Do Hee menyadari semua temannya terdiam melihat aksinya. Ia berseru tak percaya mereka baru melihat bra olahraga. Ia lalu memakai jaketnya kembali dan berlalu dari sana seolah tidak terjadi apa-apa.
Terlihat Kang Chul melewati lapangan dan melihat kepergian Do Hee.


Flashback End


Gong Mi kembali bertanya alasan Kang Chul putus karena menurutnya Do Hee sangat cantik. Tapi Kang Chul berpendapat jika mantan pacarnya itu menakutkan. Ia tak mau menjelaskan maksudnya dan hanya menyuruh Gong Mi segera pulang.

Ho Goo berjalan tertatih-tatih kelelahan menaiki tangga, sementara Do Hee masih terlihat segar bugar seolah itu bukan masalah baginya. Ho Goo mengeluh, ia bertanya apakah tidak hal lain yang bisa dilakukan selain jalan? Misalnya duduk sambil mengobrol, itu akan bagus sekali. (dasar payah, lemah yo..*ala rap BiJuu XD) Tapi keluh kesahnya terhenti saat ia melihat pemandangan yang ada didepannya. Ia mengakui jika sebelumnya ia tak pernah menyadari betapa indahnya pemandangan malam kota jika dilihat dari kejauhan seperti ini.





Do Hee membenarkan perkataan Ho Goo. Itulah kenapa semua orang bersusah payah datang kesana hanya untuk melihat pemandangan indah dari jauh.  Biasanya memang indah dilihat dari jauh, jika dekat semua terlihat kotor. Do Hee mengatakannya sambil memandang jauh kedepan seolah ada maksud lain dari perkataannya.

Tiba-tiba pandangannya jatuh pada pasangan anak SMA yang sempat bertemu di jembatan. Mereka sedang minum soju dan ada rokok juga disamping cemilannya. Do Hee berkata “Lihat! tampak kotor jika dari dekat”

Ho Goo menoleh kearah pandang Do Hee. Dan terkejut saat Do Hee mendekati mereka sambil berteriak menyuruh mereka melepas seragam atau meroko atau minum, pilih salah satu saja. Tapi ternyata mereka melakukan ketiganya sekaligus, keterlaluan sekali.
Ho Goo hanya berada dibelakang Do Hee bersembunyi tak ingin ikut campur. Ia tetap berusaha membujuk Do Hee untuk menghentikan aksinya tersebut dan pergi saja dari sana. Meski Ho Goo hanya diabaikan oleh Do Hee.

Mereka tidak senang Do Hee ikut campur urusan orang lain. Dan menyuruhnya pergi saja. Bahkan mereka memanggil ahjuma dan Unnie dari Seoul. Do Hee mengambil rokok membuka dan menutupnya kembali. Ia bergumam jika ia tidak bisa pergi begitu saja.
Gi Jae akhirnya marah juga pada Do Hee. ia berkata entah dia merokok atau minum, itu adalah urusannya tidak ada hubungannya dengan Do Hee, toh Do Hee bukan ibunya. Ia mengancam akan mematahkan lengannya jika Do Hee tak pergi. Ho Goo mengumpat Gi Jae dan mencoba membela Do Hee. Tapi Do Hee wanita tangguh, ia sama sekali tidak takut ancaman itu. Ia malah balik mengancam sambil berucap sumpah serapah.

“Apa yang akan kau lakukan pada lenganku, hah? Akan aku jaga omonganku jika aku jadi kau!..@#$%%^&%$#@!....(Biiiiip), akan aku kunyah dan aku muntahkan!”

Gi Jae menutup mulutnya tak percaya dengan omongan kasar Do Hee. ‘Do Hee asli’ tak terima pacarnya diumpat seperti hingga akhirnya dia balik mengumpat Do Hee. Mereka saling dorong dan hampir berkelahi. Ho Goo menghalangi mereka dengan memposisikan dirinya di tengah-tengah, sehingga ia terdorong kesana kemari.

Tiba-tiba ‘Do Hee asli’ berseru “Hey tunggu, bukankah dia Do Do Hee?”



Do Hee menutupi wajahnya, sementara Ho Goo menutupi pandangan mereka pada Do Hee. Lalu ia berteriak “Itu Tae Ji ! Ada Seo Tae Ji!”

Mereka akhirnya menoleh kearah yang ditunjuk Ho Goo. Saat mereka lengah Ho Goo melarikan diri tapi berbalik kembali menarik Do Hee yang ketinggalan. Mereka bergumam heran dengan tingkah laku mereka yang tidak dewasa. Gi Jae kembali ketempat duduknya dan melihat aneh pada koin 500 won. Pasti Ho Goo yang ninggalin sebagai ganti rugi, karena soju dan rokok mereka tidak ada disitu.



Gi Jae berteriak kesal meminta mereka mengambil uang mereka kembali. ‘Do Hee asli’ malah merasa heran dengan teriakan Ho Goo tadi, ia bertanya-tanya siapa Seo Tae Ji?





Tunggu lanjutannya di part 2 ^^ …………………………….






Note : 
*Seo Tae Ji adalah penyanyi lawas yang sangat terkenal di korea, bahkan ia disebut sebagai ‘Presiden Budaya’ karena memberikan kontribusi jauh lebih besar terhadap budaya pop korea serta pembangunan K-pop di tahun 1990-an dengan memasukkan unsur genre musik populer Amerika .





Sumber : Wikipedia.

Comments

  1. Kak,kelanjutan nya kok enggak ada ya.saya suka baca sinopsis dblok kakak,kerna lengkap dan bahasanya jelas bisa dimengerti.selain itu juga bergambar lagi😁

    ReplyDelete

Post a Comment

Mohon kerja samanya untuk tidak mengcopy-paste tulisan ini demi menghargai kerja keras dan pengorbanan waktu yang dimiliki author. Apabila ingin men-share tulisan ini cukup cantumkan link aktifnya tanpa menyertakan tulisannya.

Bagi semua yang sempat mampir blogku, harap tinggalkan komentar agar bisa membantu memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada.

Terima kasih semuanya *bungkuk 45 derajat*
Annyeong....