[Mohon kerja samanya untuk tidak mengcopy-paste tulisan ini demi menghargai kerja keras dan pengorbanan waktu yang dimiliki author. Apabila ingin men-share tulisan ini cukup cantumkan link aktifnya dan tidak meng-copy nya. Terima kasih sebelumnya.]
Di sebuah arena pertandingan
renang terdengar pembawa acara mengumumkan dimulainya pertandingan final gaya
dada 100 meter wanita. Mereka memperkenalkan para pemain yang dimulai dari
jalur pertama atlet Ekaterina dari Kazhakhstan, diketahui baru saja menempati
posisi ketujuh. Dilanjutkan dengan Wang Pei , dari Korea Do Do Hee yang
diprediksikan mampu meraih emas dan Han Sung Shil yang pada saat ini berada
ditingkat pertama. Mao Jin dari Cina berada di jalur kelima, Nakahama Michiko
dan Ueno Yuri dari Jepang dan terakhir dari Thailand Sonti Chai di jalur
delapan.
Pertandingan berlangsung sangat
ketat antara Han Sung Shil yang sekarang memimpin dan diikuti oleh Do Do Hee di
posisi kedua. Ueno dan Wang pei menyusul di belakang mereka. Arena dipenuhi
dengan teriakan dari para pendukung masing-masing negara. Pembaca acara saling
bersahutan meneriakkan nama Do Do Hee dan Han Sung Shil yang saling mengejar di
urutan pertama daaan…..pertandingan selesai dimenangkan oleh Han Sung Shil dari Korea.
Han Sung Shil tersenyum gembira
penuh kemenangan, sementara Do Do Hee yang terlihat kesal naik dari kolam dan pergi
meninggalkan arena dengan marah yang terekam oleh kamera. Pembawa acara
mengomentari perilaku Do Do Hee yang tidak selayaknya diperlihatkan di depan
publik meski begitu mereka tetap berpendapat bahwa Do Hee sangat cantik ketika
marah.
Pelatih Do Hee yang melihat itu
jadi kesal langsung mendatangi kamar Do Hee menginap. Dia memarahi Do Do Hee yang sudah berkali-kali ia ingatkan
untuk tersenyum sopan dan mengatakan bahwa medali perak juga berharga, bahwa Do
Hee akan berusaha lebih keras dan lainnya. Pelatih bertanya-tanya harus berapa
kali Do Hee dimarahi agar dia mengerti.
Do Hee memotong omelan pelatih
dengan marah “Aishh… apa ini pertama kalinya aku memenangkan medali perak?”
“Apa?”
“Aku selalu mendapatkan
mendapatkan tempat kedua. Apa kau pikir mereka peduli jika kukatakan aku senang
dan itu layak? Kau pikir begitu?”
“Do Do Hee,..lakukan saja yang
terbaik!” ujar pelatih tak mampu membantah.
Do Hee lalu pergi meninggalkan
pelatih dengan alasan mau makan. Tapi pelatih heran kenapa Do Hee pergi membawa tas dan jaket jika hanya
untuk makan. Lalu sms masuk ke ponsel pelatih sebagai jawaban Do Hee. Do Hee
berpamitan akan pergi dulu ke Seoul karena ada urusan. Pelatih hanya bisa
berteriak kesal dan frustasi dengan tingkah Do Hee.
Disebuah taman tampak sepasang
kekasih akan piknik. Seorang lelaki berbaju pink berwajah polos dan lugu, Ho
Goo sedang berjalan dengan senyum malu-malu sambil sesekali melirik wanita
disampingnya yang juga tersenyum malu-malu. Menyadari teman wanitanya membawa
keranjang bekal, Ho Goo langsung mengambilnya. Lalu menawarinya makan jika
lapar namun ditolak. Sebuah sepeda tiba-tiba datang dan hampir menyerempet
teman wanitanya itu jika saja Ho Goo tak langsung menariknya. Dia kembali
tersenyum malu-malu ketika menyadari teman wanitanya berpegangan di lengannya
apalagi kemudian pindah untuk menggenggam jempolnya. Ho Goo terlihat sangat
gugup dan senang.
Wanita itu mengatakan bahwa dia
akan pergi untuk perjalanan bisnis selama 6 bulan di Tibet. Tentu saja hal itu
membuat Ho Goo terkejut, belum sempat dia menanggapi teman wanitanya mendapat
pesan di ponselnya dan mengatakan jika dia harus pergi. Ho Goo yang baik hati
berinisiatif akan mengantarnya ke stasiun kereta bawah tanah tapi ditolak
karena dia akan dijemput ‘Oppa’nya.
Terdengar klakson mobil menandakan bahwa ‘oppa’nya sudah datang. Ho
Goo kagum pada ‘oppa’ si wanita itu yang katanya jualan kaki ayam ternyata bisa
punya mobil. Teman wanitanya lalu mengatakan bahwa itu kakak kandungnya,
sementara ‘oppa’ yang menjemputnya sekarang adalah pacarnya, dia seorang
pengacara.
Ho Goo terkejut dan kesal, dia
mengepalkan tangan lalu pergi menuju mobil itu.
Dia marah-marah sambil melemparkan bekal makanan untuk piknik kekaca
mobil. Bahkan dia menaiki kap mobilnya. Semua orang yang ada di taman tersebut
mengerumuni untuk menonton.
“Seorang kakak adalah Oppa,
Seorang pacar adalah Oppa, dan apakah aku juga Oppa?”
Dia berteriak frustasi
menyesalkan wanita itu yang selalu memanggilnya setiap kali mabuk atau
mengiriminya sms selama 3 bulan ini bahkan dengan stiker hati. Kenapa juga wanita
itu harus menyentuh tangannya? Kenapa?
Ho Goo lalu turun, dengan marah
ia mengetuk kaca mobil meminta pengemudinya untuk menurunkan kacanya. Kaca
dibuka tampak kedua tangan Ho Goo didadanya yang kemudian membungkuk hormat
menyapa ‘Oppa’ si wanita. Bwuahaha….ternyata hanya khayalannya Ho Goo.
Pacar Min Ji, nama si wanita mengatakan bahwa
dia sering mendengar tentang Ho Goo dari Min Ji, yang sudah dianggap Min Ji seperti kakaknya sendiri. Dia menawarkan untuk mengantar Ho Goo jika
jalannya searah tapi langsung ditolak.
“Kali ini juga bukanlah sebuah kencan. Selalu seperti ini.”
Ho Goo duduk diatas sebuah batu
di taman tersebut sambil meminum susu dan membaca sebuah kertas.
“Kita berkirim pesan, menonton film, makan dan bahkan minum bersama.
Tapi tak pernah berkencan. Saat kufikir kami berkencan, itu bukanlah kencan.
Tapi mereka bilang kau berkencan jika kau datang ke taman untuk piknik. Jika
kau membawa kimbap, itu pasti kencan. Semua yang dikatakan Chung Jae selalu
salah”
Dia lalu pergi setelah sebelumnya
ia memasukkan kertas yang dibacanya itu kedalam kotak susu yang sekarang ia
tinggalkan diatas batu. Ho Goo menoleh lagi kearah kotak susu seperti tidak
rela meninggalkannya. Di depannya lewat sepasang kekasih yang berpegangan
tangan mesra dan ia hanya bisa menatapnya iri sambil melihat tangannya sendiri
bertanya-tanya kenapa wanita itu memegang tangannya.
Bukan seperti itu, Ho Goo
mengatakan pada Tae Hee jika Min Ji
hanya menggenggam jari jempolnya saja. Tae
Hee beranggapan bahwa ini artinya Ho Goo hanya seorang teman, tapi bukan
benar-benar teman. Teman Ho Goo yang lain, Chung Jae datang langsung menimpali
jika itu tidak ada harapan. Menurutnya gadis itu hanya memanfaatkan Ho Goo
untuk mendapatkan NBAnya saja karena Ho Goo selalu membantunya tiap bulan.
Tae Hee protes bukankah Chung Jae
mengatakan jika mereka pergi ketaman atau sungai Han itu artinya sudah pasti
pacaran. Chung Jae menyangkal dan tetap menyalahkan Ho Goo yang seharusnya
selalu memegang tangan gadis itu jika pergi piknik ke taman atau sungai Han.
Tae Hee menambahkan setidaknya gadis itu seharusnya memberikan ciuman terima
kasih karena Ho Goo selalu melakukan yang dia minta bahkan menghabiskan 100ribu
won per bulan untuknya, Chung Jae mengangguk setuju. Tapi Ho Goo merasa bahwa berkencan
bukanlah agar ia bisa melakukan hal-hal seperti itu. (Good job boy, saya setuju!)
Teman-temannya berteriak frustasi
dengan apa yang sebenarnya ingin Ho Goo lakukan dengan gadis itu.
Ho Goo berjalan pulang sambil
kembali memikirkan apa yang sebenarnya dia ingin lakukan. Diseberang jalan
terdapat layar besar yang menampilkan berita tentang Do Do Hee,tapi tak
diperhatikan Ho Goo.
“(Ho Goo mendesah) Aku tahu. Apa yang ingin kulakukan? Aku tidak
menemui Min Ji untuk bisa melakukan sesuatu padanya. Aku hanya peduli padanya.
Dia memintaku memperbaiki komputernya dan kulakukan. Setelah itu ia berterima
kasih dan membelikanku secangkir kopi. Dan aku sangat berterima kasih, jadi aku
mengajaknya untuk makan. Dan dia berterima kasih, jadi kami menonton film
bersama. Aku berterima kasih, lalu kuajak makan lagi. Ho Kyung bilang kau harus
melakukan hal-hal itu untuk kencan.”
“Aku akan memberi karena aku menerima, Aku akan menerima karena aku
memberi”
“Aku tak pernah melakukan itu sebelumnya, jadi aku tidak tahu bagaimana
rasanya menjalin hubungan, tapi…..aku tidak tahu apapun tentang itu, apakah itu
menggoda atau berkencan, kurasa aku tidak ingin melakukannya. Lalu, apa yang
benar-benar ingin kulakukan? Hanya…apa yang ingin kulakukan??”
Ho Goo menjawab telponnya “Namaku adalah Ho Goo. Kang Ho
Goo”
Do Hee tampak berlari
terburu-buru disebuah bandara. Ketika
dia melihat kerumunan orang , ia segera melepaskan jaket yang ternyata
didalamnya sudah memakai pakaian timnas.
Dia berjalan menuju arah kerumunan sambil mengenakan medali perak
dilehernya. Do Hee merangkak diantara kerumunan orang yang menyambut kembalinya
timnas renang untuk bergabung dengan atlet lain yang baru tiba. Orang-orang
bahkan tidak menyadari Do Hee ketika ia melewati mereka.
Do Hee lalu ikut melambaikan
tangan seolah dia juga baru tiba bersama atlet lain. Han Sung Shil bertanya penasaran kemana saja Do Hee
yang hanya ditanggapi ringan olehnya. Kecuali pada pelatihnya yang terlihat
kesal dia memberikan senyum merayu (minta dimaafkan).
Ho Goo sedang melihat siaran
mengenai Do Do Hee dengan tatapan kagum memuja.
Do Hee mengatakan pada pembawa acara mengenai kegiatannya sekarang
adalah pemotretan, pembawa acara mengomentari Do Hee yang seperti akan membuat
banyak uang. Lalu terdengar seseorang memanggil Ho Goo memberitahu cetakan
fotonya sudah jadi. Sepertinya Ho Goo
sedang di studio foto.
Di studio tempat
ia bekerja dengan teman-temannya, Ho Goo memandangi foto-foto Do Hee yang baru
dicetak tersebut sambil mendesah seperti masih menyesal akan pertemuannya
dengan Do Hee. Terdengar suara teman-temannya
yang datang memanggilnya. Ho Goo buru-buru menyembunyikan foto-foto
tersebut dibawah cup ramen.
Mereka bertanya apakah Ho Goo
sudah makan yang dijawab sudah dengan semangkuk ramen oleh Ho Goo. Chung Jae
menasehati supaya Ho Goo tidak memakan ramen karena itu tidak baik, ia juga
mengambil cup ramennya. Ho Goo yang takut ketahuan mempunyai foto-foto Do Hee
segera menyembunyikannya dibalik punggung, tapi terlambat. Tae Hee dan Chung
Jae sudah tahu ada yang disembunyikan Ho Goo lalu merampasnya.
Begitu melihat itu foto Do Do Hee
mereka mendudukkan paksa Ho Goo yang mencoba melarikan diri. Tae Hee mulai menginterogasi Ho Goo, sementara Chung Jae memegangi tangan
Ho Goo dibalik punggung kursi. Tae Hee meminta Ho Goo untuk menjelaskan
semuanya, kenapa dia bisa mempunyai foto Do Hee apa itu kerjaan paparazzi?
Ho Goo belum menjawab hingga
akhirnya Tae Hee meremas pipi dan mulut Ho Goo hingga terlihat mulutnya
merengut aneh. Ho Goo tampak berusaha mengatakan sesuatu yang hanya dimengerti
Tae Hee saja, sedang Chung Jae melongo bingung karena tak paham. Tae Hee
bertindak sebagai penerjemah Ho Goo.
“Apa? Kau berlari kearahnya saat
menyeberang jalan?”
“Lalu? Apa yang terjadi
selanjutnya?”
“Kalian saling pandang untuk
sesaat…..Dan kau berhenti jadi kau bisa bicara dengannya”
Tiba-tiba Tae Hee terduduk lemas
sambil merengek memanggil ‘Ommaa.......’. Chung
Jae yang tidak mengerti berteriak frustasi
menanyakan sebenarnya ada apa. Dia sangat penasaran meminta Tae Hee mengatakannya.
Tae Hee bilang “Lampu merah, jadi ia lari”
Chung Jae murka, ia menarik kerah
Ho Goo yang baru saja bisa bernafas setelah terbatuk-batuk akibat ulah Tae Hee
tadi. Chung Jae mengumpat Ho Goo bodoh yang lari begitu saja
padahal bertemu dengan bintang besar, bagaimana bisa Ho Goo begitu egois.
Bahkan jika Ho Goo tertabrak mobil, setidaknya ia harus dapatkan tanda tangan
Do Hee untuk mereka. Lalu Chung Jae menghempaskan Ho Goo sampai terjatuh dari
kursi.
Ho Goo hanya merasa canggung
untuk meminta tanda tangan Do Hee walaupun ia dan Do Hee adalah teman. Chung
Jae tidak percaya, mempertanyakan apakah Ho Goo itu Park Ji Sung atau Park Tae
Hwan sehingga bisa berteman dengan Do Hee yang seorang bintang besar. Tae Hee
dengan lemas hanya membenarkan saja ucapan Ho Goo bahwa ia berteman dengan Do
Hee. Tae Hee, Ho Goo dan Do Hee adalah teman saat SMA.
[Flashback]
Saat SMA Ho Goo duduk tertidur di
dekat jendela kelasnya. Seorang temannya datang dan mengabarkan ada murid
pindahan bernama Kim Tae Hee (note: Kim Tae Hee adalah artis cantik yang
terkenal dikorea). Seisi kelas heboh dengan kedatangan Kim Tae Hee. Ho
Goo terbangun dan tersenyum ikut senang menantikan Kim Tae Hee seperti teman
yang lainnya.
Kim Tae Hee datang bersama
seorang guru yang memperkenalkannya keseluruh kelas. Kelas hening dan tampak
semua murid melongo tak percaya. Ternyata murid pindahan, Kim Tae Hee adalah
seorang laki-laki berpotongan rambut bathok* dan kelihatan culun, intinya sama
sekali tidak sesuai harapan semua murid termasuk Ho Goo.
Kim Tae Hee mulai memperkenalkan
namanya didepan kelas ketika lewat seorang gadis pindahan bersama seorang guru
wanita. Semua murid langsung berpindah memperhatikan gadis itu terpana. Do Do
Hee.
Do Hee yang memakai pakaian
olahraga berjalan di lorong samping kelas Ho Goo yang sekarang tampak berubah menjadi kartun
animasi. Dia menoleh kearah dalam kelas dan terlihatlah semua murid yang
berubah menjadi panda menatapnya berliur.
Dia melengos pergi dan melanjutkan mengikuti guru wanita itu.
[Flashback End]
Tae Hee sedang berolahraga
mengangkat barbel ketika ia selesai bercerita tentang bagaimana ia dan Do Hee
pindah di hari yang sama. Dan dia merasa sudah takdir Tuhan jika pada akhirnya
ia dan Ho Goo berteman dengan Do Do Hee.
Chung Jae tak percaya “Chingu???
Jadi kalian mau bilang berteman dengan Do Do Hee ini?” sambil menunjukkan tas
jinjing bergambar Do Hee.
Ho Goo dan Tae Hee membenarkan
dan mengangguk bangga.
“ Apa Do Hee ingat kalian sebagai
temannya, begitu?”
Mereka kembali mengiyakan dengan
wajah ragu-ragu, Ho Goo mengatakan mereka adalah teman, terlihat seperti ia
meyakinkan dirinya sendiri bahwa itu benar.
Ketika Do Hee berada diruang make
up, pelatih kembali menegaskan alasan Do Hee pulang ke Seoul lebih dulu karena
ayah temannya yang meninggal. Do Hee meyakinkan bahwa itu bukan sebuah alasan
tapi kebenaran. Pelatih tidak percaya, bukankah Do Hee tidak punya teman. (Bang……
ketahuaaan.) Do Hee hanya bisa
menggigit bibir. Tapi pelatih tidak mempermasalahkannya, dia menduga Do Hee
punya pacar tapi kemudian meremehkannya karena sudah putus.
Do Hee mendatangi kantor firma
hukum tempat Kang Chul bekerja. Pada sekretaris dia mengaku temannya Kang Chul
dan ingin menemuinya. Sekretaris menegaskan teman yang bagaimana, ada teman
sekolah, tetangga, teman militer atau teman minum? Do Hee memintanya untuk
mengatakan mantan pacar.
Ho Goo berjalan disekitar
pertokoan, dia melihat poster Do Hee mengenakan pakaian olah raga. Dia tersenyum
bodoh dan mulai menyapa ‘Do Hee’ “Annyeong”.
Pegawai toko melihatnya aneh. Ho Goo lalu pura-pura sedang mengibaskan nyamuk
didepan wajahnya. Kemudian ponselnya berdering, dia juga mengatakan pada
seseorang di telpon dengan keras seolah ditujukan pada pegawai toko bahwa dia
sedang sibuk menangkap serangga. (LOL)
Ho Goo membuka kotak pos yang ada
didepan sebuah toko. Seorang ahjusi datang memberikan plastik sampah sambil
mengomentari Ho Goo yang sepertinya sibuk menangkap serangga saat dia menelpon.
Awalnya Ho Goo mengelak tapi kemudian membenarkan bahwa ia sibuk. Ahjusi
mengeluh karena Ho Goo selalu berbicara aneh.
Ho Goo menanggapi bahwa kata Ho
Kyung tidak pantas bagi orang dewasa bicara tidak sopan. Ahjusi marah,
bagaimana bisa Ho Goo berhubungan dengan orang lain jika terus membedakan usia
dan pekerjaan. Seharusnya bisa lebih bebas dan terbuka dengan orang lain jika
tidak maka dia tak punya tempat dalam masyarakat. Ahjusi lalu menanyakan apakah
mereka ini dekat, Ho Goo menjawab “Dekat”. Ahjusi lalu menyarankannya untuk
bicara lebih bebas.
Ahjusi meratap sedih, dia curhat
jika anak-anak terus saja mencuri buku komik. Dia merasa pekerjaan ini tidak
cocok untuknya. Ho Goo mendekat dan memeluknya untuk menenangkannya.
“Pria berhati lemah ini bernama Kang Yong Moo. Dia adalah ayahku”
Ho Goo menjaga toko komik tersebut.
Dia melayani seorang ahjusi yang menanyakan sebuah buku yang ada di display
apakah dijual dan berapa harganya. Karena merasa mahal dia mungkin hanya akan
meminjamnya. Ho Goo menawarkan gratis satu jika ahjusi itu mau membeli 5 buku. Ahjusi
tertarik dan meminta Ho Goo untuk membujuknya agar ia mau membeli. Ho Goo
bingung lalu mencoba membujuk dengan mengatakan kelebihan-kelebihan buku itu.
Dia terus berusaha sampai tidak menyadari Do Hee masuk. Ahjusi merasa buku itu
pantas dibeli tapi dia hanya memberikan uang untuk menyewa komik sebelumnya dan
pergi tanpa membeli buku yang ditawarkan Ho Goo.
Do Hee mencari-cari buku komik
saat Ho Goo mengembalikan buku dirak. Dia melirik dan perlahan menoleh kearah
Ho Goo. Ho Goo juga melihat kearahnya tepatnya pada orang dibelakang Do Hee. Dia memperhatikan seorang pria yang
mencurigakan akan meninggalkan toko. Benar saja,....Ho Goo langsung berteriak
memanggil sambil berlari mengejar orang yang mencuri komik . Ho Goo berlari
dengan sangat energik bahkan ketika ada mobil yang melintas dia tetap berlari
dengan menaiki atap rumah dan melompat turun kembali ke jalan. Menerobos jemuran dan kembali melompati atap-atap rumah demi
mendapatkan buku komiknya kembali. Hingga akhirnya pencuri itu tersandung drum
ditengah jalan dan melayang. Ho Goo menangkap kakinya dengan gerakan slow
motion melayang juga. Seekor anjing yang melihat adegan itu hanya menggonggong
seolah takjub (err….kira-kira begitu gambaran anjingnya *sok tahu).
Kembali pada saat pencuri tersandung
dan Hoo Goo ikut terjatuh diatas tubuh pencuri tersebut. Pencuri itu berkata
belum pernah ia melihat pria lain yang larinya lebih lambat darinya. Ho Goo
adalah yang pertama. Lalu dia
mengembalikan komiknya yang tidak seberapa itu. Dengan lebaynya Ho Goo berkata
jika itu adalah cintanya, jadi bagaimana bisa ia menyerahkan cintanya pada
pencuri. Ia bahkan menggetok kepala pencuri itu.
Setelah itu buru-buru Ho Goo lalu
berlari karena takut dikejar pencuri yang marah itu. Bahkan ia juga mengunci
pintu ketika sudah didalam tokonya kembali. Ayahnya merasa aneh kenapa pintunya
dikunci padahal hari masih siang. Ho Goo beralasan bahwa diluar ada aksi mogok.
Walaupun ayah tau itu tidak benar tapi tetap diam saja. Ho Goo mengatakan bahwa
tadi ada beberapa pelanggan sebelum ia pergi. Ia bertanya-tanya apakah
pelanggan itu meminjam banyak buku, dia lalu mengecek dikomputernya dan melihat
nama Do Do Hee sebagai peminjam seri Elize. Kecuali seri ketiga yang baru
didapat Ho Goo dari pencuri.
Lama dia mencerna kalimat Do Do
Hee sebagai peminjam, lalu tersadar bergegas menuju pintu untuk melihat apakah
Do Hee masih terlihat disekitar sana. Dia lemas dan mengeluh pada ayahnya menyesalkan
karena tak mengenali Do Hee.
Ketika didalam kamarnya Ho Goo
masih menyesal karena tidak mengenali Do Hee. Ia kesal dan menyalahkan anak SMA
yang mencuri buku komik juga karena ia
sibuk menawarkan buku pada Sung Shik (ahjusi yang meminta Ho Goo untuk
membujuknya membeli buku). Ia terus menggeliat
dan merengek-rengek seperti anak kecil, menangisi kebodohanya karena tidak
peka.
Lalu terdengar suara berteriak
diluar kamar Ho Goo. Seperti pertengkaran sepasang kekasih. Si wanita memprotes
pacarnya tidak seharusnya marah dan bertanya kenapa. Ia merasa tidak perlu
alasan hanya untuk pergi wisata sekolah. Bagi si pria itu adalah masalah karena
wanitanya pergi selama setahun, karya
wisata apanya yang selama itu lagipula itu di Afrika katanya tidak ada internet
ataupun sinyal telpon. Ia merasa ini terlalu mendadak karena selama 3 bulan
wanita itu tidak mengatakan apapun tentang karya wisata. Ia menyimpulkan bahwa
sebenarnya si wanita ingin putus darinya.
Si wanita merasa aneh, mereka bahkan tidak berkencan bagaiman bisa
putus. Bukankah seharusnya berkencan dulu baru bisa putus. Bagaimana mereka
bisa putus jika tidak pernah berkencan.
Ho Goo yang mendengarnya tidak
setuju dengan pendapat wanita itu, tapi dia hanya bisa merengut memainkan
mulutnya saja. Terdengar suara berisik seperti sesuatu telah ditendang. Ho Goo melongok
melalui jendelannya yang terletak tepat diatas tanah (terlihat kamarnya Ho Goo
ini separuh bawah tanah) lalu memanggil pria itu dan akan meminta maaf. Si pria
merasa aneh kenapa Ho Goo harus minta maaf. Ho Goo menjelaskan banyak gadis lain
didunia ini, ia memuji pria itu yang juga tampan. Akan memalukan jika pria itu
membuang waktu untuk gadis seperti itu. Pria itu tak percaya dikatai seperti
itu lalu menyadari pacarnya sudah tidak ada disana. Dia berteriak memanggil “Kang Ho Kyung………”
sementara Ho Goo bersembunyi kebawah jendela.
Masih terdengar pria itu
memanggil nama Ho Kyung, yang dipanggil sedang didalam kamar Ho Goo menghempaskan
tubuhnya diatas tempat tidur sambil melepaskan kaos kaki dengan menggunakan
kakinya dan melemparkannya. Tepat mengenai wajahnya dan mulai menghirupnya (euh…….).
Ho Kyung bernafas lega karena akhirnya ia bisa bersantai.
“Gadis dengan penampilan yang menakjubkan itu adalah Kang Ho Kyung. Kami
adalah saudara”
Lalu terlihat Ho Kyung dengan
dandanan yang jauh dari kesan menakjubkan memakai pakaian olah raga sedang
mengoleskan cream diwajahnya.
“Benar. Gadis yang baru saja mengendus kaus kakinya dan gadis ini
adalah orang yang sama. Dia hanya mencuci riasannya”
Gadis yang berbeda 180 derajat ketika
berdandan dan tidak.
Ho Kyung rebahan dikasur Ho Goo
dan mulai bercerita padanya sambil mengorek telinga dan hidungnya. Menurutnya pria
itu menyedihkan, padahal ia hanya mengirim beberapa pesan sms, menonton film
bersama dan minum beberapa gelas. Masa begitu saja sudah disebut kencan. Ho
Kyung tertawa tak percaya, lalu ia juga merasa pria yang bekerja ditoko cumi
kering itu akan menikahinya, beberapa kali ia keluar bersama karena ia merasa
pria itu unik. Tapi pria itu menganggap ia sudah jadi pacarnya. Setelah dipikir-pikir rasanya ia harus lebih
selektif lagi dengan orang yang akan ia goda.
Ho Kyung mengiyakan sambil
menatap aneh pada kakaknya. Ia lalu membawa Ho Goo ke penyebrangan dijalan raya
sambil meminum susu masing-masing. Ia menunjukkan rambu lalu lintas yang selalu
berganti warna setiap harinya, tak terhitung jumlahnya. Ia mengibaratkan kencan
dalam masyarakat sekarang adalah seperti lampu rambu lalu lintas. Untuk makan
dan minum, orang harus menyeberangi jalan ini ratusan kali. Tapi apakah yang
dilakukan adalah menyebarangi jalan dengan aman? Tidak, bukan itu. Kau harus
memilih seseorang dalam waktu singkat untuk melewati jalan ini karena kita
adalah orang sibuk dan ini adalah masyarakat modern. Yang hidup dalam dunia
digital dan semua orang sedang bergegas. Itulah kenapa mereka harus melihat
rambunya hati-hati, entah orang itu berlampu hijau atau tidak. Apakah lampu
hijau orang itu bertepatan dengan lampu hijau mereka atau tidak yang terpenting
adalah ketepatan waktu. Itu adalah bagaimana kencan terjadi.
Ho Goo merasa itu sulit. Ho Kyung
membenarkan tidak ada hal sederhana lagi dalam hidup. Menurut Ho Goo itu sedikit berbeda dengan
berkencan. Entah kaki gadis itu berwarna hijau atau merah tergantung
gerakannya, haruskah ia menyeberangi jalan atau tidak? Hanya penasaran dan
cemas sambil melihat rambunya dan menunggu saat lampunya berubah. Ia membayangkan pertemuannya dengan Do Hee secara tak sengaja sebelumnya "Ketika hanya
saling membuat kontak mata tapi saling mengenal di antara semua orang, jadi kau
tidak tahu apakah itu rambu merah atau hijau, karena kau sangat tertarik
padanya, hanya saling bertatapan dan percaya pada saat itu, lalu yang ingin kau
lakukan adalah berlari mati-matian menyeberangi jalan untuk menemuinya.
Apakah itu cinta?"
Lanjut part 2……………
Koq gak dilanjutin lagi???
ReplyDelete