Sinopsis Ho Goo's Love Episode 1 part 1

[Mohon kerja samanya untuk tidak mengcopy-paste tulisan ini demi menghargai kerja keras dan pengorbanan waktu yang dimiliki author. Apabila ingin men-share tulisan ini cukup cantumkan link aktifnya dan tidak meng-copy nya. Terima kasih sebelumnya.]



Note:  Di postingan ini tulisan cetak miring adalah sebagai suara hati Ho Goo. 

Di sebuah arena pertandingan renang terdengar pembawa acara mengumumkan dimulainya pertandingan final gaya dada 100 meter wanita. Mereka memperkenalkan para pemain yang dimulai dari jalur pertama atlet Ekaterina dari Kazhakhstan, diketahui baru saja menempati posisi ketujuh. Dilanjutkan dengan Wang Pei , dari Korea Do Do Hee yang diprediksikan mampu meraih emas dan Han Sung Shil yang pada saat ini berada ditingkat pertama. Mao Jin dari Cina berada di jalur kelima, Nakahama Michiko dan Ueno Yuri dari Jepang dan terakhir dari Thailand Sonti Chai di jalur delapan.



Pertandingan berlangsung sangat ketat antara Han Sung Shil yang sekarang memimpin dan diikuti oleh Do Do Hee di posisi kedua. Ueno dan Wang pei menyusul di belakang mereka. Arena dipenuhi dengan teriakan dari para pendukung masing-masing negara. Pembaca acara saling bersahutan meneriakkan nama Do Do Hee dan Han Sung Shil yang saling mengejar di urutan pertama daaan…..pertandingan selesai dimenangkan oleh Han Sung Shil  dari Korea.



Han Sung Shil tersenyum gembira penuh kemenangan, sementara Do Do Hee yang terlihat kesal naik dari kolam dan pergi meninggalkan arena dengan marah yang terekam oleh kamera. Pembawa acara mengomentari perilaku Do Do Hee yang tidak selayaknya diperlihatkan di depan publik meski begitu mereka tetap berpendapat bahwa Do Hee sangat cantik ketika marah.





Pelatih Do Hee yang melihat itu jadi kesal langsung mendatangi kamar Do Hee menginap. Dia memarahi  Do Do Hee yang sudah berkali-kali ia ingatkan untuk tersenyum sopan dan mengatakan bahwa medali perak juga berharga, bahwa Do Hee akan berusaha lebih keras dan lainnya. Pelatih bertanya-tanya harus berapa kali Do Hee dimarahi agar dia mengerti. 


Do Hee memotong omelan pelatih dengan marah “Aishh… apa ini pertama kalinya aku memenangkan medali perak?”
“Apa?”
“Aku selalu mendapatkan mendapatkan tempat kedua. Apa kau pikir mereka peduli jika kukatakan aku senang dan itu layak? Kau pikir begitu?”
“Do Do Hee,..lakukan saja yang terbaik!” ujar pelatih tak mampu membantah.

Do Hee lalu pergi meninggalkan pelatih dengan alasan mau makan. Tapi pelatih heran kenapa  Do Hee pergi membawa tas dan jaket jika hanya untuk makan. Lalu sms masuk ke ponsel pelatih sebagai jawaban Do Hee. Do Hee berpamitan akan pergi dulu ke Seoul karena ada urusan. Pelatih hanya bisa berteriak kesal dan frustasi dengan tingkah Do Hee.




Disebuah taman tampak sepasang kekasih akan piknik. Seorang lelaki berbaju pink berwajah polos dan lugu, Ho Goo sedang berjalan dengan senyum malu-malu sambil sesekali melirik wanita disampingnya yang juga tersenyum malu-malu. Menyadari teman wanitanya membawa keranjang bekal, Ho Goo langsung mengambilnya. Lalu menawarinya makan jika lapar namun ditolak. Sebuah sepeda tiba-tiba datang dan hampir menyerempet teman wanitanya itu jika saja Ho Goo tak langsung menariknya. Dia kembali tersenyum malu-malu ketika menyadari teman wanitanya berpegangan di lengannya apalagi kemudian pindah untuk menggenggam jempolnya. Ho Goo terlihat sangat gugup dan senang.


Wanita itu mengatakan bahwa dia akan pergi untuk perjalanan bisnis selama 6 bulan di Tibet. Tentu saja hal itu membuat Ho Goo terkejut, belum sempat dia menanggapi teman wanitanya mendapat pesan di ponselnya dan mengatakan jika dia harus pergi. Ho Goo yang baik hati berinisiatif akan mengantarnya ke stasiun kereta bawah tanah tapi ditolak karena dia akan dijemput ‘Oppa’nya.
Terdengar klakson mobil  menandakan bahwa ‘oppa’nya sudah datang. Ho Goo kagum pada ‘oppa’ si wanita itu yang katanya jualan kaki ayam ternyata bisa punya mobil. Teman wanitanya lalu mengatakan bahwa itu kakak kandungnya, sementara ‘oppa’ yang menjemputnya sekarang adalah pacarnya, dia seorang pengacara.

Ho Goo terkejut dan kesal, dia mengepalkan tangan lalu pergi menuju mobil itu.  Dia marah-marah sambil melemparkan bekal makanan untuk piknik kekaca mobil. Bahkan dia menaiki kap mobilnya. Semua orang yang ada di taman tersebut mengerumuni untuk menonton.

“Seorang kakak adalah Oppa, Seorang pacar adalah Oppa, dan apakah aku juga Oppa?”






Dia berteriak frustasi menyesalkan wanita itu yang selalu memanggilnya setiap kali mabuk atau mengiriminya sms selama 3 bulan ini bahkan dengan stiker hati. Kenapa juga wanita itu harus menyentuh tangannya? Kenapa?
Ho Goo lalu turun, dengan marah ia mengetuk kaca mobil meminta pengemudinya untuk menurunkan kacanya. Kaca dibuka tampak kedua tangan Ho Goo didadanya yang kemudian membungkuk hormat menyapa ‘Oppa’ si wanita. Bwuahaha….ternyata hanya khayalannya Ho Goo.
 Pacar Min Ji, nama si wanita mengatakan bahwa dia sering mendengar tentang Ho Goo dari Min Ji, yang sudah dianggap Min Ji  seperti kakaknya sendiri. Dia  menawarkan untuk mengantar Ho Goo jika jalannya searah tapi langsung ditolak.



“Kali ini juga bukanlah sebuah kencan. Selalu seperti ini.”

Ho Goo duduk diatas sebuah batu di taman tersebut sambil meminum susu dan membaca sebuah kertas.
“Kita berkirim pesan, menonton film, makan dan bahkan minum bersama. Tapi tak pernah berkencan. Saat kufikir kami berkencan, itu bukanlah kencan. Tapi mereka bilang kau berkencan jika kau datang ke taman untuk piknik. Jika kau membawa kimbap, itu pasti kencan. Semua yang dikatakan Chung Jae selalu salah”


Dia lalu pergi setelah sebelumnya ia memasukkan kertas yang dibacanya itu kedalam kotak susu yang sekarang ia tinggalkan diatas batu. Ho Goo menoleh lagi kearah kotak susu seperti tidak rela meninggalkannya. Di depannya lewat sepasang kekasih yang berpegangan tangan mesra dan ia hanya bisa menatapnya iri sambil melihat tangannya sendiri bertanya-tanya kenapa wanita itu memegang tangannya.






Sekarang Ho Goo sudah dikedai minum-minum dengan temannya. Tae Hee bertanya dengan penasaran tentang bagaimana Ho Goo memegang tangan Min Ji, mungkinkah mereka saling merekatkan jari-jari mereka?
Bukan seperti itu, Ho Goo mengatakan pada  Tae Hee jika Min Ji hanya menggenggam jari jempolnya saja.  Tae Hee beranggapan bahwa ini artinya Ho Goo hanya seorang teman, tapi bukan benar-benar teman. Teman Ho Goo yang lain, Chung Jae datang langsung menimpali jika itu tidak ada harapan. Menurutnya gadis itu hanya memanfaatkan Ho Goo untuk mendapatkan NBAnya saja karena Ho Goo selalu membantunya tiap bulan.



Tae Hee protes bukankah Chung Jae mengatakan jika mereka pergi ketaman atau sungai Han itu artinya sudah pasti pacaran. Chung Jae menyangkal dan tetap menyalahkan Ho Goo yang seharusnya selalu memegang tangan gadis itu jika pergi piknik ke taman atau sungai Han. Tae Hee menambahkan setidaknya gadis itu seharusnya memberikan ciuman terima kasih karena Ho Goo selalu melakukan yang dia minta bahkan menghabiskan 100ribu won per bulan untuknya, Chung Jae mengangguk setuju. Tapi Ho Goo merasa bahwa berkencan bukanlah agar ia bisa melakukan hal-hal seperti itu. (Good job boy, saya setuju!)
Teman-temannya berteriak frustasi dengan apa yang sebenarnya ingin Ho Goo lakukan dengan gadis itu.

Ho Goo berjalan pulang sambil kembali memikirkan apa yang sebenarnya dia ingin lakukan. Diseberang jalan terdapat layar besar yang menampilkan berita tentang Do Do Hee,tapi tak diperhatikan Ho Goo.

“(Ho Goo mendesah) Aku tahu. Apa yang ingin kulakukan? Aku tidak menemui Min Ji untuk bisa melakukan sesuatu padanya. Aku hanya peduli padanya. Dia memintaku memperbaiki komputernya dan kulakukan. Setelah itu ia berterima kasih dan membelikanku secangkir kopi. Dan aku sangat berterima kasih, jadi aku mengajaknya untuk makan. Dan dia berterima kasih, jadi kami menonton film bersama. Aku berterima kasih, lalu kuajak makan lagi. Ho Kyung bilang kau harus melakukan hal-hal itu untuk kencan.”



Sambil menunggu lampu untuk pejalan kaki berwarna hijau Ho Goo mengambil kamera didalam tasnya dan mengarahkan pada pasangan-pasangan yang ada disana, lalu mulai memotret pasangan berkencan yang saling menyuapi es krim. Penasaran apakah mereka hanya saling menggoda atau benar berkencan?

“Aku akan memberi karena aku menerima, Aku akan menerima karena aku memberi”
“Aku tak pernah melakukan itu sebelumnya, jadi aku tidak tahu bagaimana rasanya menjalin hubungan, tapi…..aku tidak tahu apapun tentang itu, apakah itu menggoda atau berkencan, kurasa aku tidak ingin melakukannya. Lalu, apa yang benar-benar ingin kulakukan? Hanya…apa yang ingin kulakukan??”



Kameranya menangkap sosok Do Do Hee diseberang jalan menunggu rambu lalu lintas berubah warna. Karena takut ketahuan lalu Ho Goo memotret sembarang tempat. Lampu berubah hijau, Ho Goo dan Do Do Hee mulai menyebrang  dan saling melewati. Tapi Ho Goo berbalik mencoba memanggil Do Hee ketika mereka ditengah jalan. Ho Goo ingin mengatakan sesuatu tapi terlalu gugup kemudian di ganggu oleh dering ponsel Ho Goo. Do Hee berjalan meninggalkan Ho Goo, sementara Ho Goo mengangkat telpon dan berjalan berlawanan arah dengan Do Hee khawatir lampu kembali merah.  Ho Goo tampak menyesal tidak menyapa dan hanya bisa melihat punggung Do Hee berjalan pergi. 
Ho Goo menjawab telponnya “Namaku adalah Ho Goo. Kang Ho Goo”










Judul  : [Buanglah sampah pada tempatnya]


Do Hee tampak berlari terburu-buru disebuah bandara.  Ketika dia melihat kerumunan orang , ia segera melepaskan jaket yang ternyata didalamnya sudah memakai pakaian timnas.  Dia berjalan menuju arah kerumunan sambil mengenakan medali perak dilehernya. Do Hee merangkak diantara kerumunan orang yang menyambut kembalinya timnas renang untuk bergabung dengan atlet lain yang baru tiba. Orang-orang bahkan tidak menyadari Do Hee ketika ia melewati mereka.
Do Hee lalu ikut melambaikan tangan seolah dia juga baru tiba bersama atlet lain. Han Sung  Shil bertanya penasaran kemana saja Do Hee yang hanya ditanggapi ringan olehnya. Kecuali pada pelatihnya yang terlihat kesal dia memberikan senyum merayu (minta dimaafkan).





Ho Goo sedang melihat siaran mengenai Do Do Hee dengan tatapan kagum memuja.  Do Hee mengatakan pada pembawa acara mengenai kegiatannya sekarang adalah pemotretan, pembawa acara mengomentari Do Hee yang seperti akan membuat banyak uang. Lalu terdengar seseorang memanggil Ho Goo memberitahu cetakan fotonya sudah jadi.  Sepertinya Ho Goo sedang di studio foto.

Di studio tempat ia bekerja dengan teman-temannya, Ho Goo memandangi foto-foto Do Hee yang baru dicetak tersebut sambil mendesah seperti masih menyesal akan pertemuannya dengan Do Hee. Terdengar suara teman-temannya  yang datang memanggilnya. Ho Goo buru-buru menyembunyikan foto-foto tersebut dibawah cup ramen.

Mereka bertanya apakah Ho Goo sudah makan yang dijawab sudah dengan semangkuk ramen oleh Ho Goo. Chung Jae menasehati supaya Ho Goo tidak memakan ramen karena itu tidak baik, ia juga mengambil cup ramennya. Ho Goo yang takut ketahuan mempunyai foto-foto Do Hee segera menyembunyikannya dibalik punggung, tapi terlambat. Tae Hee dan Chung Jae sudah tahu ada yang disembunyikan Ho Goo lalu merampasnya.






Begitu melihat itu foto Do Do Hee mereka mendudukkan paksa Ho Goo yang mencoba melarikan diri. Tae Hee mulai  menginterogasi  Ho Goo, sementara Chung Jae memegangi tangan Ho Goo dibalik punggung kursi. Tae Hee meminta Ho Goo untuk menjelaskan semuanya, kenapa dia bisa mempunyai foto Do Hee apa itu kerjaan paparazzi?
Ho Goo belum menjawab hingga akhirnya Tae Hee meremas pipi dan mulut Ho Goo hingga terlihat mulutnya merengut aneh. Ho Goo tampak berusaha mengatakan sesuatu yang hanya dimengerti Tae Hee saja, sedang Chung Jae melongo bingung karena tak paham. Tae Hee bertindak sebagai penerjemah Ho Goo.
“Apa? Kau berlari kearahnya saat menyeberang jalan?”
“Lalu? Apa yang terjadi selanjutnya?”
“Kalian saling pandang untuk sesaat…..Dan kau berhenti jadi kau bisa bicara dengannya”


Tiba-tiba Tae Hee terduduk lemas sambil merengek memanggil  ‘Ommaa.......’. Chung Jae yang tidak mengerti berteriak frustasi  menanyakan sebenarnya ada apa. Dia sangat penasaran meminta Tae Hee mengatakannya.
 Tae Hee bilang “Lampu merah, jadi ia lari”
Chung Jae murka, ia menarik kerah Ho Goo yang baru saja bisa bernafas setelah terbatuk-batuk akibat ulah Tae Hee tadi.  Chung Jae  mengumpat Ho Goo bodoh yang lari begitu saja padahal bertemu dengan bintang besar, bagaimana bisa Ho Goo begitu egois. Bahkan jika Ho Goo tertabrak mobil, setidaknya ia harus dapatkan tanda tangan Do Hee untuk mereka. Lalu Chung Jae menghempaskan Ho Goo sampai terjatuh dari kursi.



Ho Goo hanya merasa canggung untuk meminta tanda tangan Do Hee walaupun ia dan Do Hee adalah teman. Chung Jae tidak percaya, mempertanyakan apakah Ho Goo itu Park Ji Sung atau Park Tae Hwan sehingga bisa berteman dengan Do Hee yang seorang bintang besar. Tae Hee dengan lemas hanya membenarkan saja ucapan Ho Goo bahwa ia berteman dengan Do Hee. Tae Hee, Ho Goo dan Do Hee adalah teman saat SMA.



[Flashback]



Saat SMA Ho Goo duduk tertidur di dekat jendela kelasnya. Seorang temannya datang dan mengabarkan ada murid pindahan bernama Kim Tae Hee (note: Kim Tae Hee adalah artis cantik yang terkenal dikorea).  Seisi  kelas heboh dengan kedatangan Kim Tae Hee. Ho Goo terbangun dan tersenyum ikut senang menantikan Kim Tae Hee seperti teman yang lainnya.
Kim Tae Hee datang bersama seorang guru yang memperkenalkannya keseluruh kelas. Kelas hening dan tampak semua murid melongo tak percaya. Ternyata murid pindahan, Kim Tae Hee adalah seorang laki-laki berpotongan rambut bathok* dan kelihatan culun, intinya sama sekali tidak sesuai harapan semua murid termasuk Ho Goo.



Kim Tae Hee mulai memperkenalkan namanya didepan kelas ketika lewat seorang gadis pindahan bersama seorang guru wanita. Semua murid langsung berpindah memperhatikan gadis itu terpana. Do Do Hee.



Do Hee yang memakai pakaian olahraga berjalan di lorong samping kelas Ho Goo  yang sekarang tampak berubah menjadi kartun animasi. Dia menoleh kearah dalam kelas dan terlihatlah semua murid yang berubah menjadi panda menatapnya berliur.  Dia melengos pergi dan melanjutkan mengikuti guru wanita itu.

[Flashback End]



Tae Hee sedang berolahraga mengangkat barbel ketika ia selesai bercerita tentang bagaimana ia dan Do Hee pindah di hari yang sama. Dan dia merasa sudah takdir Tuhan jika pada akhirnya ia dan Ho Goo berteman dengan Do Do Hee.

Chung Jae tak percaya “Chingu??? Jadi kalian mau bilang berteman dengan Do Do Hee ini?” sambil menunjukkan tas jinjing bergambar Do Hee.

Ho Goo dan Tae Hee membenarkan dan mengangguk bangga.
“ Apa Do Hee ingat kalian sebagai temannya, begitu?”
Mereka kembali mengiyakan dengan wajah ragu-ragu, Ho Goo mengatakan mereka adalah teman, terlihat seperti ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa itu benar.


Ketika Do Hee berada diruang make up, pelatih kembali menegaskan alasan Do Hee pulang ke Seoul lebih dulu karena ayah temannya yang meninggal. Do Hee meyakinkan bahwa itu bukan sebuah alasan tapi kebenaran. Pelatih tidak percaya, bukankah Do Hee tidak punya teman. (Bang……  ketahuaaan.) Do Hee hanya bisa menggigit bibir. Tapi pelatih tidak mempermasalahkannya, dia menduga Do Hee punya pacar tapi kemudian meremehkannya karena sudah putus.

Do Hee mendatangi kantor firma hukum tempat Kang Chul bekerja. Pada sekretaris dia mengaku temannya Kang Chul dan ingin menemuinya. Sekretaris menegaskan teman yang bagaimana, ada teman sekolah, tetangga, teman militer atau teman minum? Do Hee memintanya untuk mengatakan mantan pacar.




Ho Goo berjalan disekitar pertokoan, dia melihat poster Do Hee mengenakan pakaian olah raga. Dia tersenyum bodoh dan mulai menyapa ‘Do Hee’  “Annyeong”. Pegawai toko melihatnya aneh. Ho Goo lalu pura-pura sedang mengibaskan nyamuk didepan wajahnya. Kemudian ponselnya berdering, dia juga mengatakan pada seseorang di telpon dengan keras seolah ditujukan pada pegawai toko bahwa dia sedang sibuk menangkap serangga. (LOL)



Ho Goo membuka kotak pos yang ada didepan sebuah toko. Seorang ahjusi datang memberikan plastik sampah sambil mengomentari Ho Goo yang sepertinya sibuk menangkap serangga saat dia menelpon. Awalnya Ho Goo mengelak tapi kemudian membenarkan bahwa ia sibuk. Ahjusi mengeluh karena Ho Goo selalu berbicara aneh.
Ho Goo menanggapi bahwa kata Ho Kyung tidak pantas bagi orang dewasa bicara tidak sopan. Ahjusi marah, bagaimana bisa Ho Goo berhubungan dengan orang lain jika terus membedakan usia dan pekerjaan. Seharusnya bisa lebih bebas dan terbuka dengan orang lain jika tidak maka dia tak punya tempat dalam masyarakat. Ahjusi lalu menanyakan apakah mereka ini dekat, Ho Goo menjawab “Dekat”. Ahjusi lalu menyarankannya untuk bicara lebih bebas.

Ahjusi meratap sedih, dia curhat jika anak-anak terus saja mencuri buku komik. Dia merasa pekerjaan ini tidak cocok untuknya. Ho Goo mendekat dan memeluknya untuk menenangkannya.

“Pria berhati lemah ini bernama Kang Yong Moo. Dia adalah ayahku”



Ho Goo menjaga toko komik tersebut. Dia melayani seorang ahjusi yang menanyakan sebuah buku yang ada di display apakah dijual dan berapa harganya. Karena merasa mahal dia mungkin hanya akan meminjamnya. Ho Goo menawarkan gratis satu jika ahjusi itu mau membeli 5 buku. Ahjusi tertarik dan meminta Ho Goo untuk membujuknya agar ia mau membeli. Ho Goo bingung lalu mencoba membujuk dengan mengatakan kelebihan-kelebihan buku itu. Dia terus berusaha sampai tidak menyadari Do Hee masuk. Ahjusi merasa buku itu pantas dibeli tapi dia hanya memberikan uang untuk menyewa komik sebelumnya dan pergi tanpa membeli buku yang ditawarkan Ho Goo.


Do Hee mencari-cari buku komik saat Ho Goo mengembalikan buku dirak. Dia melirik dan perlahan menoleh kearah Ho Goo. Ho Goo juga melihat kearahnya tepatnya pada orang dibelakang Do Hee.  Dia memperhatikan seorang pria yang mencurigakan akan meninggalkan toko. Benar saja,....Ho Goo langsung berteriak memanggil sambil berlari mengejar orang yang mencuri komik . Ho Goo berlari dengan sangat energik bahkan ketika ada mobil yang melintas dia tetap berlari dengan menaiki atap rumah dan melompat turun kembali ke jalan. Menerobos jemuran  dan kembali melompati atap-atap rumah demi mendapatkan buku komiknya kembali. Hingga akhirnya pencuri itu tersandung drum ditengah jalan dan melayang. Ho Goo menangkap kakinya dengan gerakan slow motion melayang juga. Seekor anjing yang melihat adegan itu hanya menggonggong seolah takjub (err….kira-kira begitu gambaran anjingnya *sok tahu).





Flashback kejadian sebenarnya sebelum Ho Goo menangkap kaki pencuri. Ternyata itu tadi hanya bayangan Ho Goo saja. Kenyataannya dia berlari kepayahan hingga batuk-batuk sesak napas.

Kembali pada saat pencuri tersandung dan Hoo Goo ikut terjatuh diatas tubuh pencuri tersebut. Pencuri itu berkata belum pernah ia melihat pria lain yang larinya lebih lambat darinya. Ho Goo adalah yang pertama.  Lalu dia mengembalikan komiknya yang tidak seberapa itu. Dengan lebaynya Ho Goo berkata jika itu adalah cintanya, jadi bagaimana bisa ia menyerahkan cintanya pada pencuri. Ia bahkan menggetok kepala pencuri itu.



Setelah itu buru-buru Ho Goo lalu berlari karena takut dikejar pencuri yang marah itu. Bahkan ia juga mengunci pintu ketika sudah didalam tokonya kembali. Ayahnya merasa aneh kenapa pintunya dikunci padahal hari masih siang. Ho Goo beralasan bahwa diluar ada aksi mogok. Walaupun ayah tau itu tidak benar tapi tetap diam saja. Ho Goo mengatakan bahwa tadi ada beberapa pelanggan sebelum ia pergi. Ia bertanya-tanya apakah pelanggan itu meminjam banyak buku, dia lalu mengecek dikomputernya dan melihat nama Do Do Hee sebagai peminjam seri Elize. Kecuali seri ketiga yang baru didapat Ho Goo dari pencuri.



Lama dia mencerna kalimat Do Do Hee sebagai peminjam, lalu tersadar bergegas menuju pintu untuk melihat apakah Do Hee masih terlihat disekitar sana. Dia lemas dan mengeluh pada ayahnya menyesalkan karena tak mengenali Do Hee.


Ketika didalam kamarnya Ho Goo masih menyesal karena tidak mengenali Do Hee. Ia kesal dan menyalahkan anak SMA yang mencuri  buku komik juga karena ia sibuk menawarkan buku pada Sung Shik (ahjusi yang meminta Ho Goo untuk membujuknya membeli buku).  Ia terus menggeliat dan merengek-rengek seperti anak kecil, menangisi kebodohanya karena tidak peka.



Lalu terdengar suara berteriak diluar kamar Ho Goo. Seperti pertengkaran sepasang kekasih. Si wanita memprotes pacarnya tidak seharusnya marah dan bertanya kenapa. Ia merasa tidak perlu alasan hanya untuk pergi wisata sekolah. Bagi si pria itu adalah masalah karena wanitanya pergi  selama setahun, karya wisata apanya yang selama itu lagipula itu di Afrika katanya tidak ada internet ataupun sinyal telpon. Ia merasa ini terlalu mendadak karena selama 3 bulan wanita itu tidak mengatakan apapun tentang karya wisata. Ia menyimpulkan bahwa sebenarnya si wanita ingin putus darinya.  Si wanita merasa aneh, mereka bahkan tidak berkencan bagaiman bisa putus. Bukankah seharusnya berkencan dulu baru bisa putus. Bagaimana mereka bisa putus jika tidak pernah berkencan.


Ho Goo yang mendengarnya tidak setuju dengan pendapat wanita itu, tapi dia hanya bisa merengut memainkan mulutnya saja. Terdengar suara berisik seperti sesuatu telah ditendang. Ho Goo melongok melalui jendelannya yang terletak tepat diatas tanah (terlihat kamarnya Ho Goo ini separuh bawah tanah) lalu memanggil pria itu dan akan meminta maaf. Si pria merasa aneh kenapa Ho Goo harus minta maaf. Ho Goo menjelaskan banyak gadis lain didunia ini, ia memuji pria itu yang juga tampan. Akan memalukan jika pria itu membuang waktu untuk gadis seperti itu. Pria itu tak percaya dikatai seperti itu lalu menyadari pacarnya sudah tidak ada disana. Dia  berteriak memanggil “Kang Ho Kyung………” sementara Ho Goo bersembunyi kebawah jendela.



Masih terdengar pria itu memanggil nama Ho Kyung, yang dipanggil sedang didalam kamar Ho Goo menghempaskan tubuhnya diatas tempat tidur sambil melepaskan kaos kaki dengan menggunakan kakinya dan melemparkannya. Tepat mengenai wajahnya dan mulai menghirupnya (euh…….). Ho Kyung bernafas lega karena akhirnya ia bisa bersantai.

“Gadis dengan penampilan yang menakjubkan itu adalah Kang Ho Kyung. Kami adalah saudara”



Lalu terlihat Ho Kyung dengan dandanan yang jauh dari kesan menakjubkan memakai pakaian olah raga sedang mengoleskan cream diwajahnya.

“Benar. Gadis yang baru saja mengendus kaus kakinya dan gadis ini adalah orang yang sama. Dia hanya mencuci riasannya”
 Gadis yang berbeda 180 derajat ketika berdandan dan tidak.  
                      
Ho Kyung rebahan dikasur Ho Goo dan mulai bercerita padanya sambil mengorek telinga dan hidungnya. Menurutnya pria itu menyedihkan, padahal ia hanya mengirim beberapa pesan sms, menonton film bersama dan minum beberapa gelas. Masa begitu saja sudah disebut kencan. Ho Kyung tertawa tak percaya, lalu ia juga merasa pria yang bekerja ditoko cumi kering itu akan menikahinya, beberapa kali ia keluar bersama karena ia merasa pria itu unik. Tapi pria itu menganggap ia sudah jadi pacarnya.  Setelah dipikir-pikir rasanya ia harus lebih selektif lagi dengan orang yang akan ia goda.



Ho Goo berteriak menghentikannya mempertanyakan apanya yang mudah dengan hal itu.”Apa itu sesederhana itu bagimu?”
Ho Kyung mengiyakan sambil menatap aneh pada kakaknya. Ia lalu membawa Ho Goo ke penyebrangan dijalan raya sambil meminum susu masing-masing. Ia menunjukkan rambu lalu lintas yang selalu berganti warna setiap harinya, tak terhitung jumlahnya. Ia mengibaratkan kencan dalam masyarakat sekarang adalah seperti lampu rambu lalu lintas. Untuk makan dan minum, orang harus menyeberangi jalan ini ratusan kali. Tapi apakah yang dilakukan adalah menyebarangi jalan dengan aman? Tidak, bukan itu. Kau harus memilih seseorang dalam waktu singkat untuk melewati jalan ini karena kita adalah orang sibuk dan ini adalah masyarakat modern. Yang hidup dalam dunia digital dan semua orang sedang bergegas. Itulah kenapa mereka harus melihat rambunya hati-hati, entah orang itu berlampu hijau atau tidak. Apakah lampu hijau orang itu bertepatan dengan lampu hijau mereka atau tidak yang terpenting adalah ketepatan waktu. Itu adalah bagaimana kencan terjadi.


Ho Goo merasa itu sulit. Ho Kyung membenarkan tidak ada hal sederhana lagi dalam hidup.  Menurut Ho Goo itu sedikit berbeda dengan berkencan. Entah kaki gadis itu berwarna hijau atau merah tergantung gerakannya, haruskah ia menyeberangi jalan atau tidak? Hanya penasaran dan cemas sambil melihat rambunya dan menunggu saat lampunya berubah. Ia membayangkan pertemuannya dengan Do Hee secara tak sengaja sebelumnya "Ketika hanya saling membuat kontak mata tapi saling mengenal di antara semua orang, jadi kau tidak tahu apakah itu rambu merah atau hijau, karena kau sangat tertarik padanya, hanya saling bertatapan dan percaya pada saat itu, lalu yang ingin kau lakukan adalah berlari mati-matian menyeberangi jalan untuk menemuinya.
Apakah itu cinta?"








Lanjut part 2……………




Comments

Post a Comment

Mohon kerja samanya untuk tidak mengcopy-paste tulisan ini demi menghargai kerja keras dan pengorbanan waktu yang dimiliki author. Apabila ingin men-share tulisan ini cukup cantumkan link aktifnya tanpa menyertakan tulisannya.

Bagi semua yang sempat mampir blogku, harap tinggalkan komentar agar bisa membantu memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada.

Terima kasih semuanya *bungkuk 45 derajat*
Annyeong....